Sebuah kampung yang berjarak sekira 50 an kilo meter dari Desa Besowo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, sebelah barat Tuban, Jawa Timur ada sebuah mitos yang melekat. Desa yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani ini, dikenal sebagai pusat jual beli genderuwo.
Ketika memasuki Desa Besowo, terlihat kanan kirinya cukup rindang oleh hutan jati. Begitu sampai, kami melihat kondisi aktivitas masyarakatnya, sama seperti kampung pedesaan yang lain.
Mengenai mitos itu, agak sulit untuk mendapatkan informasi akurat tentang mitos itu, apalagi di kalangan generasi sekarang.
Beruntungnya, ada kenalan rekan yang menyarankan ketemu Sumadi, seorang tokoh masyarakat Desa Besowo. Sumadi termasuk memiliki silsilah keturunan dengan kakek buyut Mbah Palu, tokoh dukun perantara genderuwo yang sangat tersohor kala itu.
Kemudian, Sumadi pun mulai menceritakan seperti apa keterkaitan antara Desa Besowo dengan genderuwo. Pria yang berusia 69 tahun itu mengatakan bahwa masyarakat sudah terbiasa dengan hal-hal berbau mistis seperti itu.
Bahkan ia sendiri sempat akan diikuti genderuwo dari kawasan Hutan Kalang, yang terkenal angker. Namun dirinya menolak, karena tak ingin terjerumus pada syirik.
Kendati demikian, di belakang rumahnya yang terdapat bangunan rumah walet, diyakini masih dihuni genderuwo. Sesekali menampakkan diri, namun tidak pernah mengganggu. Hanya saja bagi orang asing yang singgah ke rumahnya, akan memicu rasa berbeda.
Baca Juga: Cerita Horor Mejajaran, Sosok Hantu Perempuan Hutan Jati Banyumas
Selanjutnya, Sumadi menceritakan pengalaman aneh yang sampai sekarng tidak pernag dilupakan. Ia kebetulan memiliki kerabat seorang perempuan, yang diduga kuat dihamili sosok genderuwo.
Hal itu terjadi saat suaminya pergi ke lahan tegalan. Sang isteri di rumah sendiri. Kemungkinan ada genderuwo menjelma menjadi suami, kemudian pulang ke rumah dan meminta berhubungan layaknya suami isteri.
Singkat cerita, wanita ini hamil. Kala itu ketika melahirkan akan dirujuk ke Surabaya. Namun baru sampai Gresik, bayi sudah lahir. Sontak, warga yang mendampingi terkejut, karena bayinya berwujud seperti lutung, kulitnya sangat hitam dan berbulu lebat. Anak yang baru dilahirkan meninggal dunia, sedangkan ibunya juga menyusul meninggal dunia.
Di Desa Besowo, ada 2 lokasi yang dianggap pusat genderuwo. Pertama, kawasan Cungkup, di sisi barat kampung. Cungkup merupakan makam tokoh-tokoh pendiri desa, sekaligus mirip seperti punden.
Kedua adalah Hutan Kalang di sebelah utara Desa Besowo, sebuah hutan angker yang sangat jarang dijamah manusia. Di situlah pusat genderuwo dan makhluk astral lainnya. Karena mereka beranak pinak, jumlahnya pun diperkirakan mencapai ribuan.
Setelah ditelusuri praktek jual beli genderuwo di Desa tersebut,setidaknya, masih ada dua orang yang melayani menjadi perantara jual beli. 1 orang berhasil kita temui, sedangkan satu lagi rumahnya tertutup rapat. Kata tetangga sekitar, tidak menerima tamu sehabis Maghrib.
Bagi warga yang datang untuk keperluan mencari genderuwo, rata-rata dari luar daerah, seperti Surabaya, Banyuwangi, Semarang, bahkan ada pula dari Kalimantan. Tujuannya,genderuwo ditugasi untuk menjaga aset barang agar aman atau untuk penglaris usaha. Menurut hasil penelusuran ke sejumlah warga, harga yang dipathok minimal Rp 3 Juta.
Sumber: R2rembang.com