Kota Solo tengah bersiap menggelar upacara adat sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk Sri Susuhunan Pakubuwono XIII yang wafat beberapa waktu lalu. Prosesi adat yang digelar di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini akan menjadi momen bersejarah bagi masyarakat Jawa, khususnya warga Surakarta, yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada raja mereka.
Menurut K.G.P.H. Puger Respati, pihak keraton membuka kesempatan bagi masyarakat umum untuk hadir dalam prosesi tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa seluruh rangkaian acara harus berlangsung dengan tertib dan penuh hormat, sesuai tradisi luhur keraton. “Kami membuka kesempatan bagi siapa pun yang ingin memberikan penghormatan terakhir, tetapi mohon menjaga tata krama dan ketertiban,” ujarnya.
Upacara adat ini akan melibatkan sejumlah unsur budaya Jawa, mulai dari kirab pusaka, doa bersama, hingga prosesi pemakaman dengan tata cara keraton. Setiap tahap prosesi akan diatur secara ketat oleh abdi dalem dan pengurus keraton agar tetap selaras dengan nilai-nilai spiritual dan adat yang telah diwariskan turun-temurun.
Suasana duka menyelimuti kawasan keraton sejak kabar wafatnya Pakubuwono XIII tersebar. Sejumlah warga tampak datang ke keraton untuk mendoakan dan menyalakan dupa di halaman dalam sebagai tanda penghormatan. Banyak dari mereka mengaku ingin menyaksikan langsung prosesi adat sebagai bentuk rasa hormat terhadap sosok yang dianggap berjasa menjaga warisan budaya Jawa.
Bagi masyarakat Solo, kepergian Pakubuwono XIII bukan hanya kehilangan seorang raja, tetapi juga figur penjaga tradisi yang selama ini menjadi simbol persatuan dan kearifan lokal. Melalui upacara adat yang penuh makna ini, Keraton Surakarta berharap semangat pelestarian budaya tetap hidup di hati masyarakat, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menghormati leluhur dan menjaga warisan budaya bangsa.





