Ralali Group Jadi Lokomotif Penggerak Percepatan Program Makan Bergizi Gratis

Ralali Group Jadi Lokomotif Penggerak Percepatan Program Makan Bergizi Gratis

Ramadhan Subekti
2025-05-23 17:00:00
Ralali Group Jadi Lokomotif Penggerak Percepatan Program Makan Bergizi Gratis
Ralali Group Dukung Percepatan Program MBG (Foto: Istimewa)

Upaya pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia terus didorong melalui berbagai inisiatif, salah satunya lewat Program Mitra Dapur MBG (Makanan Bergizi) yang digagas oleh Badan Gizi Nasional (BGN) bersama sektor swasta. Dalam pelaksanaannya, Ralali Group mengambil peran aktif dengan menginisiasi kemitraan strategis yang melibatkan lebih dari 100 pengusaha lokal di Solo.


Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi, khususnya bagi anak-anak usia sekolah. Data terbaru dari BGN mencatat bahwa saat ini jumlah mitra MBG di Indonesia telah mencapai 1.072, dan jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah seiring percepatan yang dilakukan berbagai pihak.


Kota Solo menjadi salah satu daerah prioritas yang menunjukkan kesiapan tinggi dalam menjalankan program ini. Selain memiliki infrastruktur pendidikan yang kuat—dengan lebih dari 400 lembaga PAUD, 230 SD, 80 SMP, serta 80 SMA/SMK yang menjadi target penerima manfaat Solo juga memiliki ekosistem pendukung yang solid.


Dari sisi layanan kesehatan, terdapat 17 puskesmas aktif dan sekitar 20 rumah sakit yang tersebar di lima kecamatan. Tak hanya itu, potensi ekonomi lokal pun sangat menjanjikan, dengan lebih dari 11.000 UMKM aktif serta 297 koperasi yang siap mendukung distribusi bahan pangan lokal secara berkelanjutan.


Dalam Program Mitra Dapur MBG Ralali Group, peran pengusaha lokal menjadi sangat penting. Tidak hanya sebagai penyedia layanan dapur, tetapi juga sebagai motor penggerak kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah daerah, dan organisasi lokal. Salah satunya adalah HIPMI Solo yang mendapat mandat khusus dari Wali Kota Solo untuk membantu mempercepat pemenuhan kebutuhan dapur MBG.


Namun, tantangan di lapangan masih cukup besar. Saat ini, baru sekitar 10 persen dari total kebutuhan dapur MBG yang dapat terpenuhi di Solo. Untuk memenuhi target jangka pendek, dibutuhkan minimal 30 dapur tambahan agar distribusi makanan bergizi dapat menjangkau seluruh lembaga yang membutuhkan.


Program ini juga dirancang dengan prinsip keterbukaan dan inklusivitas. Artinya, tidak hanya pelaku usaha kuliner yang dapat terlibat. Siapa pun yang memiliki properti, modal, atau bahkan hanya kepedulian terhadap isu sosial dapat berpartisipasi sebagai mitra. Dengan sistem bagi hasil yang transparan dan pendekatan berbasis keberlanjutan, Program Mitra Dapur MBG menyentuh berbagai aspek penting: pemenuhan gizi, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, serta pencapaian target SDGs dan Indonesia Emas 2045.


Jermia Eka Leksana dari Divisi Kemitraan Percepatan Mitra MBG Ralali Group menjelaskan bahwa misi besar dari program ini adalah mencetak generasi unggul yang sehat secara fisik dan mental.


“Dengan makanan bergizi, kita tidak hanya mengisi perut, tapi juga menyiapkan fondasi masa depan. Ini adalah kontribusi nyata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan SDM unggul, dan menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Jermia.


Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu menjadi model pengembangan program berbasis komunitas yang tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah, tetapi juga melibatkan kekuatan masyarakat dan dunia usaha sebagai pilar utama perubahan sosial.


Share :