Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Jumat, 3 Januari 2025. Dalam waktu kurang dari satu jam, Gunung Semeru tercatat mengalami empat kali erupsi, yakni pada pukul 05.54 WIB, 06.01 WIB, 06.12 WIB, dan 06.49 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Liswanto, menyampaikan bahwa erupsi yang paling signifikan terjadi pada pukul 06.49 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 03 Januari 2025, pukul 06.49 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak (sekitar 4376 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," ujar Liswanto.
Dalam pernyataannya, Liswanto juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 8 km dari puncak. Di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak berada dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi bahaya perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai hingga 13 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
"Ini untuk menghindari bahaya lontaran material pijar yang bisa mengancam keselamatan," tambahnya.
Erupsi Gunung Semeru membawa potensi bahaya berupa lontaran material pijar, awan panas, dan aliran lahar. PVMBG mencatat bahwa abu vulkanik yang dihasilkan dapat berdampak pada kualitas udara serta aktivitas harian masyarakat di sekitar area terdampak. Oleh karena itu, penggunaan masker dan langkah mitigasi lainnya sangat disarankan.
Liswanto mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru melalui sumber informasi resmi.
"Kami juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.
