Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan terus mendorong BUMN untuk menjadi penyeimbang pasar di Indonesia.
Dengan kondisi pasar sedang tidak seimbang, Erick Thohir menegaskan BUMN akan terus melakukan intervensi untuk membuat pasar kembali stabil dan seimbang.
Erick menyebut upaya menjaga keseimbangan pasar merupakan bagian dari transformasi BUMN. Dengan mengikis kesenjangan dan meningkatkan keseimbangan, bisa membuat perekonomian Indonesia bergerak maju.
Baca Juga: Guna Perkuat Ketahanan Pangan, Erick Thohir Genjot Program Makmur
"Tidak mungkin ekonomi kita tumbuh kalau tidak rukun dan tidak ada keseimbangan, itulah fungsi intervensi dari BUMN," kata Erick.
Lebih lanjut, Erick mengatakan telah memasang dua fokus prioritas dalam mewujudkan keseimbangan melalui pendanaan dan pendampingan. Untuk itu, Erick juga telah memetakan fokus masing-masing bank BUMN agar tak lagi saling bersaing memperebutkan sektor pembiayaan korporasi besar, sehingga melupakan UMKM.
"BRI waktu saya datang (menjabat Menteri BUMN) 80 persen pinjaman korporasi besar, tidak bisa. BRI harus fokus merajut UMKM. kita gabungkan BRI, PNM, Pegadaian," ucap Erick.
"Rights issue BRI Rp96 triliun terbesar di Asia Tenggara, nomor dua di Asia, dan nomor tujuh dunia. Artinya tidak hanya pakai modal pemerintah tapi lewat aksi korporasi yang dipercaya market," lanjutnya.
Diharapkan dengan adanya fokus prioritas ini, akan menguatkan kinerja BUMN yang pada akhirnya berdampak baik untuk ekosistem ekonomi nasional.
Baca Juga: Bentuk Komitmen, Erick Thohir Sebut BUMN Akan Terus Genjot Ekonomi Syariah
"BUMN juga harus seimbang, korporasinya mesti untung supaya dapat intervensi. Kalau BUMN tidak sehat dan rugi, bagaimana bisa mendorong dan intervensi. Alhamdulillah, dengan transformasi kita dapat menggenjot laba bersih BUMN secara konsolidasi dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp126 triliun pada 2021," pungkas Erick.