Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendukung ekonomi kerakyatan melalui BUMN untuk menciptakan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Erick terus berupaya untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dan memastikan program-program BUMN berjalan maksimal dan bisa memberikan manfaat untuk kepentingan masyarakat.
"Makanya, kemarin saya disorot. Ngapain datang ke pondok pesantren. Mungkin, hari ini disorot juga. Ngapain datang ke HKBP. Jawaban saya sama. Karena memang BUMN harus hadir di rakyat. Karena kita punya, yang namanya ekonomi kerakyatan," kata Erick Thohir Kantor Pusat HKBP Pearaja Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis, 19 Mei 2022.
BACA JUGA: Erick Thohir Dorong Kepemimpinan Anak Muda dan Perempuan di BUMN
Erick Thohir Terus Dukung Ekonomi Kerakyatan
Erick Thohir terus menciptakan kesejahteraan rakyat, tidak hanya pada ekonomi, namun juga melalui karakter bangsa.
Menurutnya, upaya menciptakan kesejahteraan akan mustahil terwujud tanpa adanya kerukunan dan kerja sama antar elemen bangsa.
Erick menyebut, kekuasaan tanpa akhlak akan melahirkan sebuah kezoliman. Kekayaan tanpa akhlak akan menjadi sebuah kerakusan. Kepintaran tanpa akhlak akan menciptakan tipu daya.
Lebih lanjut ia mengatakan jika Indonesia sudah terlalu lama terjebak dalam ekosistem negara lain seperti China atau Amerika Serikat.
Maka dari itu, melalui BUMN, Erick ingin melakukan penguatan ekosistem di segala lini dan melibatkan banyak elemen agar pertumbuhan ekonomi bangsa bisa berdiri sendiri.
Apalagi perlu adanya check and balance yaitu dengan kehadiran tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki peran yang sangat penting dalam mengawasi program BUMN.
Program-Program BUMN
Selain itu, BUMN juga memiliki sejumlah program yang dilakukan untuk terus mendukung ekonomi kerakyatan.
Program tersebut diantaranyanya adalah program Makmur yang merupakan ekosistem pertanian. Terintegrasi untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
"Bicara pertanian, sering kita dengar. Apalagi, dalam tahun-tahun politik, nasib petani menjadi sangat krusial. Karena 273 juta penduduk perlu makan. Tapi, tulang punggung kita, tanahnya hilang terus, tambah miskin. Tak mampu untuk membiayai pendidikan," ungkap Erick.
Selanjutnya ada program Mekaar yang sudah mencapai 12,7 juta nasabah ibu-ibu, dan ditargetkan mencapai 14,9 juta.
Program Mekaar berhasil menciptakan 7,1 juta lapangan kerja selama pandemi, di saat banyak perusahaan lain memangkas jumlah karyawannya.
"Kalau sebuah program berjalan saat situasi normal, itu biasa. Tapi, kalau program yang tetap berjalan, bahkan tumbuh saat situasi sulit, ini luar biasa," lanjut Erick.
Program Lanjutan saat Tak Lagi Menjadi Menteri
Meski begitu, Erick mengatakan kalau program-program yang ia buat bukan hanya semata-mata ia sedang menjadi menteri saja, melainkan merupakan program yang berkelanjutan saat nantinya ia sudah tak lagi menjadi seorang menteri.
"Kita jangan membuat program, hanya karena kita menjabat. Kita harus membuat program yang tetap lanjut, saat tidak lagi menjabat. Artinya, ini bukan program politis. Saya yakin, tidak mungkin program Mekaar dan Makmur berhenti, kalau saya sudah nggak jadi menteri. Kalau dia pemimpin yang baik, masak iya programnya diberhentikan," tegas Erick Thohir.