Umat Muslim Bakalan Ketemu Bulan Ramadan Setahun 2 Kali di Tahun 2030

Umat Muslim Bakalan Ketemu Bulan Ramadan Setahun 2 Kali di Tahun 2030

Ajeng Conny Pradestina
2022-04-18 09:00:00
Umat Muslim Bakalan Ketemu Bulan Ramadan Setahun 2 Kali di Tahun 2030
Ilustrasi Berdoa Menyambut Bulan Ramadan (foto: Pixabay)

Umat muslim di seluruh dunia akan bertemu dengan bulan suci Ramadan sebanyak dua kali dalam setahun pada tahun 2030 mendatang.

Setiap tahun pada umumnya umat Islam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan sebanyak satu kali. Namun fenomena yang cukup langka bisa terjadi di tahun 2030. Pada tahun tersebut, umat Islam akan bertemu dengan bulan Ramadan sebanyak dua kali. 

Baca juga: Sambut Malam 17 Ramadan, Ini Bacaan Doa Nuzulul Quran Lengkap Latin dan Artinya

Bagaimana bisa mengenai bulan suci Ramadan terjadi dua kali dalam setahun? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Bukan Kejadian Pertama Kali


Kepala Eksekutif Grup Astronomi Dubai. Dr Hasan Al Hariri mengatakan bahwa umat Muslim akan bertemu dengan bulan suci Ramadhan sebanyak 2 kali di tahun 2030, yakni pada Januari dan Desember 2030.

Namun, fenomena seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Bulan Ramadan juga pernah jatuh dua kali dalam setahun pada tahun 1965 dan 1997. Diperkirakan hal tersebut akan terulang pada tahun 2030 dan 2063 mendatang.

Penjelasan LIPI Terkait Ramadan Dua Kali dalam Setahun

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Andi Pangerang menjelaskan bahwa bulan Ramadhan bisa berlangsung sebanyak dua kali dalam setahun di tahun 2030.

"Pada tahun 2030 nanti, fase bulan baru awal Ramadhan tanggal 4 Januari pukul 09.49.23 WIB (1451 H) dan 25 Desember 00.32.04 WIB (1452 H), Sehingga 1 Ramadhan 1451 H jatuh pada 5 Januari 2030 dan 1 Ramadhan 1452 H jatuh pada 26 Desember 2030” tutur Andi.

Baca juga: Daftar Hal yang Bisa Bikin Ibadah saat Puasa Ramadan Sia-Sia hingga Gugurkan Pahala

Terjadi 32-33 Tahun Sekali


Andi juga menambahkan jika fenomena dua kali Ramadan dalam satu tahun ini terjadi antara 32 atau 33 tahun sekali.

"Seperti kita tahu, rata-rata periode sinodis Bulan (Bulan segaris dengan Matahari) setiap 29,53 hari sekali. Berarti 1 tahun Hijriah rata-rata 354,37 hari. Jika 1 tahun Masehi rata-rata 365,24 hari, (jadi) selisihnya hampir 11 hari. 365,24 ÷ 11 = 33 tahun sekali, terkadang 33, terkadang 32," tambah Andi.

Untuk menentukan bulan baru pada tahun Hijriah memang memerlukan perhitungan khusus yang berbeda dengan tahun Masehi. Hal itu disebabkan tahun Hijriah berbasis ketampakan bulan dan ketidakteraturan gerak bulan sehingga perlu dihitung dan dikonfrimasi dengan pengamatan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30