Kenali tradisi nyadran, ritual sambut bulan puasa yang
dijalankan oleh masyarakat Jawa. Kegiatan ini merupakan budaya suku Jawa khususnya yang tinggal di
Jawa Tengah, Jawa Timur termasuk D.I. Yogyakarta.
Tradisi nyadran di setiap daerah mungkin berbeda-beda, hanya
saja kegiatan utama yang sama dilakukan adalah bersih-bersih desa dan makam,
ziarah, sedekah bumi, hingga selamatan dan makan bersama.
Berbeda wilayah, berbeda pula penyebutan nama tradisi ini. Ada beberapa wilayah yang menyebut Nyadran sebagai kenduri masal, sadranan, hingga manganan.
Baca juga: Bacaan Doa Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan 2022, Lengkap Latin dan Artinya
Tradisi Nyadran Sambut Bulan Ramadan
Tradisi Nyadran yang sudah berlangsung selama ratusan tahun
ini dilaksanakan saat menyambut momen keagaman seperti bulan Ramadan. Tradisi
nyadran diselenggaran sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur sekaligus
ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Kegiatan nyadran diselenggarakan pada bulan Ruwah dalam
kalender Jawa, tepatnya pada 15, 20, dan 23 Ruwah.
Kegiatan Tradisi Nyadran
1. Bersih-Bersih dan Ziarah Makam
Sebelum bulan Ramadan kegiatan bersih-bersih dan ziarah
dilakukan di makam terdekat maupun makam leluhur. Masyarakat biasanya juga membawa
sejumlah hasil bumi untuk ditinggalkan di area pemakaman.
2. Doa Bersama
Setelah selesai membersihkan makan, dilanjutkan dengan kegiatan
berdoa bersama. Kegiatan ini bisa dilaksanakan di hari yang sama atau satu hari
setelah bersih-bersih makam. Masyarakat juga sering bermaaf-maafan sebelum
melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan setelah berdoa bersama.
3. Makan Bersama
Makan bersama biasanya dilaksanakan setelah melakukan doa bersama. Seluruh warga masyarakat setempat diundang untuk mengikuti prosesi ini. Tujuannya memperkuat tali persaudaraan dan persatuan.
Baca juga: Bacaan Doa Menyambut Ramadan dan Setelah Melihat Hilal 1443 H, Lengkap Latin dan Artinya
4. Perayaan atau Kenduri
Kegiatan Kenduri dapat dilaksanakan maupun tidak, tergantung dari masyarakat daerah tersebut. Perayaan saat nyadran umumnya diisi dengan kegiatan kebudayaan atau keagamaan, seperti pertunjukkan wayang kulit atau pelantunan shalawat.