Pelecehan Seksual di Metaverse, Wishnutama: Platform Masih Belum Sempurna

Pelecehan Seksual di Metaverse, Wishnutama: Platform Masih Belum Sempurna

Ekel Suranta Sembiring
2022-02-06 18:59:31
Pelecehan Seksual di Metaverse, Wishnutama: Platform Masih Belum Sempurna
Komisaris Utama Telkomsel, Wishnutama Kusubandio (foto: Instagram @wishnutama)

Media sosial mendadak dihebohkan dengan kabar kasus pelecehan seksual yang terjadi di metaverse. Kabar tersebut pun langsung ditanggapi oleh Komisaris Utama Telkomsel, Wishnutama Kusubandio.

Baca Juga: Profil dan Bidata Ainun Najib: Agama, Umur, Ahli IT, Gaji, Diminta Jokowi Pulang ke Indonesia

Pelecehan Seksual Terjadi di Metaverse


Seperti disebutkan sebelumnya, baru-baru ini pelecehan seksual terjadi di metaverse. Menurut kabar yang dihimpun, seorang wanita bernama Nina Jane Patel yang terlibat dalam uji coba metaverse mengaku avatarnya 'diraba' secara virtual dalam platform tersebut.

"Dalam waktu 60 detik setelah bergabung -- saya dilecehkan secara verbal dan seksual -- 3-4 avatar laki-laki, dengan suara laki-laki, pada dasarnya, tapi mereka memperkosa saya secara virtual dan mengambil foto," kata Patel.

Wishnutama Sebut Platform Belum Sempurna


Pakar digital Wishnutama Kusubandio yang mendengar kabar terjadinya pelecehan seksual di Metaverse langsung angkat bicara. Ia mengatakan terjadinya pelecehan seksual itu merupakan suatu hal yang wajar karena platform metaverse sendiri sedang dalam uji coba atau belum sempurna.

"Itu karena platform masih dalam tahap percobaan, masih pengembangan, masih belum sempurna. Yang terpenting kedepan, di era metaverse atau di era web 3.0 ini adalah Know Your Customer (KYC) dan soal keamanan," kata Wishnutama, Minggu (6/2/2022).

Wishnutama mengatakan, KYC akan menjadi syarat utama bagi para pengguna. Maka dari itu, siapapun yang melakukan tindak kejahatan bisa terdeteksi secara langsung sosoknya.

"Persyaratan KYC atau mengenal siapa person yang hadir di metaverse sehingga dapat menghindari hal yang tidak diinginkan, ini menjadi syarat utama di era metaverse," tambahnya.

Wishnutama lanjut menjelaskan, bahwa seorang pengguna harus menjadi diri sendiri di metaverse. Ia tidak bisa langsung menjadi orang lain ataupun memakai nama palsu. Maka dari itu, persyaratan ini diberlakukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Itu juga punya potensi yang berbahaya juga, dari sisi keamanan dan sebagainya. Jadi selain KYC tadi, orang yang hadir dalam dunia yang baru ini harus jadi diri sendiri," tutur Wishnutama.

Platform Online Harus Memiliki Keamanan Ketat


Lebih lanjut, Wishnutama menuturkan semua platform online harus memiliki keamanan yang ketat. Hal juga menjadi salah satu syarat mutlak yang mendasar agar para penggunanya merasa aman dan nyaman saat beraktivitas.

"Setiap platform yang membuat itu harusnya menciptakan rasa aman untuk penggunanya dalam melakukan aktivitas virtual itu. Dan ini menjadi basic," ujarnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Marco Ivanos: Umur, Agama, Instagram, Selebgram Hits Saudara Raisa Andriana

Wishnutama Himbau Masyarakat Agar Memilih Platform Metaverse dengan Sistem KYC


Dalam akhir penjelasannya, Wishnutama mengimbau kepada masyarakat untuk memilih platform metaverse dengan sistem KYC yang jelas. Ia juga berpesan agar tetap waspada saat menggunakannya agar tidak terjadi tindak kejahatan lainnya.

"Saran saya kalau mau masuk ke metaverse masuklah ke platform yang KYCnya jelas. Jangan juga kita mau ketipu juga, ya yang paling sederhana itu si," tandasnya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30