Gunung Semeru yang berada di Lumajang, Provinsi Jawa Timur meletus pada Sabtu (4/12/2021) sore ini. Hingga saat ini PVMBG menetapkan aktivitas Gunung Semeru berstatus level II atau waspada.
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Warga Panik Selamatkan Diri
Gunung Semeru Level Waspada, Warga Diminta Tidak Beraktivitas Dalam Radius 1 Km
Seperti disebutkan sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) teleh menetapkan Gunung Semeru berlevel II atau level waspada. Warga yang berada di sekitar gunung diminta agar tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
Tidak hanya itu, warga juga diminta agar tidak beraktivitas dari jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
PVMBG Sebut Guguran Awan Panas Telah Terpantau Sejak Kemarin
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menjelaskan, guguran awas panas Gunung Semeru ternyata telah terpantau sejak Jumat (3/12) kemarin. Namun, pada saat itu guguran awan panas tidak sebesar hari ini.
"Sebenernya gini, sejak kemarin kan udah ada ya kecil kecil, cuma ini tadi yang terakhir jam 14.50 WIB ya yang cukup besar," ujar Andiani pada Sabtu (4/12).
Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Jembatan Gladak Perak Jebol
Awan Panas Guguran Gunung Semeru Mengarah ke Besuk Kobokan
Andiani mengatakan, awan panas guguran Gunung Semeru mengarah ke Besuk Kobokan. Ia juga mengatakan, di seismogram, tercatat Amplitudo maksimum 25 mm durasi masih berlangsung. Pada saat kejadian awal visual gunung tertutup kabut.
"Ya tadi sekitar jam 14.50 WIB terjadi awan panas guguran dan awan panas guguran itu yang terancam adalah daerah di sekitar lembah sungai utamanya di Besuk gerobokan ya nama sungainya itu," terang dia.
Korban Erupsi Gunung Semeru
Update terbaru korban erupsi Gunung Semeru per tanggal Senin 6 Desember 2021 tercatat ada 22 orang meninggal dunia dan 27 orang hilang dan belum ditemukan. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan korban tersebar dari berbagai desa dan kecamatan.
"Sehingga kami ulangi jumlah korban meninggal per 17.30 adalah 22 orang. 13 orang diantaranya sudah dikenali, 7 lainnya masih dalam proses identifikasi. 12 orang yang meninggal yang sudah diidentifikasi Itu sudah dimakamkan," ungkap Abdul Muhari Senin 6 Desember 2021.
"Kami juga menerima laporan bagaimana disampaikan oleh Pusdalops BNPB masih ada 27 korban hilang yang saat ini masih menjadi fokus pencarian oleh tim pencarian dan penyelamatan korban," sambungnya.