Apriyani Rahayu berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 bersama pasangannya Greysia Polii pada Senin, 2 Agustus 2021.
Sukses mendapatkan medali emas, ternyata perjalanan Apriyani Rahayu menjadi seorang atlet bulu tangkis saat ini tidaklah mudah.
Perempuan kelahiran Lawulo, Sulawesi Tenggara ini merupakan anak bungsu dari pasangan Ameruddin dan Almarhum Siti Jauhar.
Saat dihubungi, sang ayah menceritakan bahwa sosok Apriyani Rahayu memiliki keinginan untuk menjadi atlet bulu tangkis sejak usia tiga tahun.
Dirinya senang melihat sang ibu dan sang ayah bermain bulu tangkis di halaman rumah. Oleh karena itu, ketika Apriyani Rahayu mencoba olahraga badminton, ia menggunakan raket kayu dengan shuttlecock dari jerami yang dibuat oleh sang ayah.
"Saat pertama mencoba olahraga ini, Apriyani menggunakan raket yang saya buat dari kayu dengan shuttlecock dari jerami," kata Amerudin, ayah Apriyani Rahayu saat dihubungi.
Namun ketika hobi sang anak berlanjut, Apriyanai atau akrab disapa Ani meminta orang tuanya untuk membelikan raket. Namun dengan keterbatasan, sang ayah memberinya raket usang dengan tali senar sudah putus.
Hingga akhirnya, tahun 2015 perempuan 23 tahun ini mulai ikut turnamen bulu tangkis tingkat kecamatan dan di tahun berikutnya tingkat Kabupaten Konawe.
Berkat prestasinya yang semakin gemilang, tahun 2011 ia dibawa oleh Akib Ras pegawai kantor Konawe ke Jakarta dan bergabung di Klub PB Pelita Bakrie binaan legenda bulu tangkis, Icuk Sugiarto.
Kemudian dengan kerja kerasnya dan pantang menyerah, kini Ani sudah berhasil menjadi seorang atlet bulu tangkis yang bisa membanggakan keluarga dan Indonesia.
Apriyani Rahayu dan Greysia Polii berhasil mendapatkan medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar Musashino Forest Sport Plaza.