Keberadaan Pancasila sebagai ideologi negara mulai tergerus, terutama di kalangan milenial. Karena itu, membumikan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila mendesak dilakukan.
Saat mendirikan negeri ini, para pendiri bangsa menetapkan Pancasila sebagai dasar bagi masyarakat untuk berbangsa dan negara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Harapannya tentu Pancasila menjadi panduan dalam kehidupan bernegara setiap warganya. Namun lambat laun, Pancasila justru semakin teralienasi.
Baca Juga: Arya Sinulingga Sebut Pancasila Sebagai Solusi Keberagaman di Indonesia
Arya Sinulingga yang merupakan founder Indonesia Muda Club dalam sebuah webinar 'Generasi Milenial, Generasi Pancasila' yang diadakan oleh Correcto.id mengatakan pembahasan Pancasila semakin menarik saat menjadi perdebatan publik.
Penerapan pancasila bukan hanya ide-ide besar aja. Milenial sekarang memahami prespektif keagamaan atau adanya ancaman yang serius atau belakang ini ada doktrin soal keagamaan.
"Reduksi-reduksi dari pilpres, pemilihan di DKI Jakarta yang akhirnya merembet kemana-mana, yang menyebabkan efek redukasi yang membuat keagamaan seakan-akan di khawatirkan dan ditakuti bahkan keagamaan dilawan dengan cara-cara ini yang benar hal ini juga perlu di tekan terhadap keberegamaan," ujar Arya Sinulingga.
Arya Sinulingga mengatakan dalam hal ritualisme Pancasila harus dilakukan di kalangan milenial dengan cara yang tidak kaku dan mengikuti teknologi yang sedang menjadi tren di kalangan milenial.
"Ritualisme Pancasila harus menyesuaikan dengan zaman teknologi yang yang ada sekarang. Seperti media sosial dan musik. Sebab, untuk mengamalkan nilai Pancasila gak boleh dengan cara yang kaku dan yang paling penting esensi persatuan di tengah perbedaan tidak boleh dilupakan," tutup Arya Sinulingga.
Pertarungan ideologi pasti akan selalu ada bahkan ada juga pihak-pihak tertentu yang ingin merubah dasar negara.
"Pertarungan ideologi gak akan pernah berhenti akan terus, ideologi juga pastinya dan tarik menarik, yang kedua juga adanya perkembangan konsevatisme tidak hanya di Indonesia tapi di beberapa negara juga terjadi," ujar Arya.
Mantan Komisaris PT Inalum juga mengatakan bahwa konservatif itu ada. Pancasila kuncinya untuk membuat negara majemuk. Bagaimana kita menjadikan ideologi Pancasila untuk bersama seragam, inilah indahnya pancasila seketika berdebat teteap saja menjadi satu.