Di Kawasan Tanjung Sari, ada suatu jalan yang kerap disebut “jalan SS” oleh warga. Jalan SS diambil dari nama akronim Stat Spoor, Bahasa Belanda, artinya jalan kereta api. Kawasan SS ini adalah bagian dari Staatspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indie (SS en T).
Jalur kereta api yang dibangun pada tahun 1820an ini menghubungkan Stasiun Rancaekek, Jatinangor, Tanjung Sari, juga Citali dan berfungsi untuk mengangkut hasil perkebunan (teh dan karet) yang berada di sekitaran Gunung Manglayang.
Pada tahun 2018 yang lalu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat Bersama PT KAI Daop 2 Bandung bermaksud untuk mengaktivasi kembali jalur yang hampir 80 tahun ditutup ini. Rencananya jika sudah rampung sampai Tanjung Sari, Kementrian Perhubungan akan meneruskan jalur kereta api ini sampai Kertajati guna mempermudah akses ke bandara Internasional tersebut.
Sayangnya, sampai saat ini rencana tersebut masih sebatas wacana. Hal itu disebabkan oleh PT KAI Daop II sedang menggarap reaktivasi jalur kereta api Pangandaran.
Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari akan berdampak positif pada sektor ekonomi, pariwisata, dan sosial wilayah Jatinangor, Tanjungsari, dan Sumedang Raya. Jika proyek ini dapat segera terealisasikan, Jatinangor yang masuk sebagai kota metropolitan sekitar Bandung Raya dalam Rancangan Tata Ruang Wilayah dengan segala potensi wilayahnya akan lebih pesat berkembang dan sudah tentu masyarakat akan diuntungkan dalam hal ini.