Di Tanah Jawa pastinya tidak asing lagi dengan cerita misteri sosok hantu Biyung Tulung. Konon sosok makhluk gaib ini sering muncul di bekas-bekas tempat kecelakaan ataupun kebakaran.
Sosok yang jarang menampakkan wujudnya ini sering menghantui korbannya dengan teriakan-teriakan meminta pertolongan ketika malam datang di lokasi bekas terjadinya suatu tragedi. "Tulung...tuluuung.."
Baca Juga: Cerita Misteri Setan Dasim, Konon Makhluk Gaib Perusak Rumah Tangga
Mengutip dari akun Instagram @misterisolo, terakhir kali hantu ini menggemparkan Solo yaitu ketika pasca kerusuhan 98 dimana banyak orang terpanggang dalam suatu gedung. Sejarahnya sendiri sangat erat dengan budaya klenik.
Legenda hantu ini sendiri dimulai dari tanah Jogja pada tahun 1800-an. Dimana ada seorang pemuda yang sangat suka bermain perempuan bernama Kartipeya. Singkat cerita, Kartipeya melakukan meditasi untuk ilmu pengasihan di hutan Krendowahono.
Konon, Bethari Durga memberikan kesaktian agar mampu meluluhkan setiap hati wanita asal Kartipeya tidak melanggar pantangan yaitu dengan tidak bercinta di bawah Plengkung Madyasura (pintu timur benteng Keraton Jogja).
Baca Juga: Cerita Misteri Rumah Dinas PM Jepang, Konon Ada Suara Tentara Berbaris di Tengah Malam
Namun karena dijebak oleh beberapa orang yang dendam dengan ulahnya. Akhirnya Kartipeya melanggar pantangannya dengan berbuat hina dengan Rara Sukresthi, seorang perawan cantik.
Sebenarnya, warga hanya ingin membuat Kartipeya malu namun beberapa pemuda yang menaruh hati kepada Sukresthi menjadi naik pitam melihat wanita idaman jatuh dipelukan Kartipeya. Akhirnya pembantaianpun tidak dapat dihindari. Kartipeya akhirnya dibantai dengan pentungan, lemparan batu, dan dibakar hidup-hidup.
Baca Juga: Cerita Misteri Boogeyman, Sosok Hantu Pemakan Anak Nakal dari Skotlandia
Konon, sejak kejadian itu pintu Plengkung Madyasura ditutup untuk umum. Hal itu menjadi cikal bakal nama Plengkung Bunthet yang artinya tertutup. Hal itu dikarenakan ketika malam tiba, suara orang meminta tolong sering terdengar di bawah Plengkung ini. Dari situ, munculah mitos tentang Biyung Tulung, hantu yang sering muncul di suatu daerah pasca tragedi berdarah.