Kudeta militer masih panas, ribuan warga Yangon mengungsi dari zona industri Myanmar.
Pengungsian terjadi setelah ditempatkan kota di bawah darurat militer oleh junta militer yang berkuasa menyusul protes berdarah anti-kudeta selama akhir pekan.
"Di sini seperti zona perang, mereka menembak di mana-mana," kata seorang penyelenggara buruh di distrik Hlaing Tharyar.
Baca Juga: Fakta-fakta Menarik Pemotor Santai Terobos Rel Kereta Api, Netizen Telat Dikit Bisa Tertabrak
Lebih lanjut pasukan keamanan masih bertahan di zona industrial Hlaing Tharyar di Yangon, tempat lebih dari 40 orang tewas, Minggu 14 Maret dan sejumlah pabrik dibakar, seperti yang diungkapkan warga.
Akan tetapi pemutusan jaringan internet pasca aksi kekerasan berdampak pada semua wilayah - dengan hanya segelintir orang yang mempunyai akses internet - membuat informasi sulit diverifikasi.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer melancarkan kudeta terhadap pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Militer menahan Suu Kyi dan anggota partainya lainnya, yang menimbulkan kecaman internasional yang meluas.
Lebih lanjut dua dokter mengatakan bahwa masih terdapat korban luka yang membutuhkan perhatian medis di daerah tersebut, tetapi militer menutup akses pintu masuk dan keluar.
"Junta militer memblokir semua akses pintu masuk dan keluar," ungkap salah satu dokter.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2021 Tidak Dilarang, Berikut Ini Syarat dari Kemenhub
Disisi lain ketua kelompok HAM Fortify Rights, Matthew Smithm menuliskan di twitter.
"Kami diberitahu tentang kemungkinan puluhan orang lainnya tewas di #HlaingTharYar ini. Kendaraan darurat tidak bisa masuk ke area tersebut karena jalan ditutup.