Ponten Mangkunegaran yang berada di Solo, Jawa Tengah memiliki cerita misteri yang tak biasa. Konon, Ponten Mangkunegaran ini dihuni sosok gaib.
Dituliskan akun Instagram @misterisolo, ada sosok penunggu berwujud lelaki tua di bangunan bersejarah ini. Meski memiliki badan dan aura yang besar, ternyata penunggu Ponten Mangkunegaran cenderung pemalu.
Berwujud lelaki tua dengan tubuh gemuk dan perut yang menggelambir, penunggu ini berbeda dengan yang lain. Meskipun mempunyai energi yang relatif besar dibanding yang lainnya. Penunggu ini cenderung pemalu, bahkan jarang sekali kontak dengan masyarakat sekitar," tulis Instagram @misterisolo.
Karena sifatnya yang pemalu, penunggu Ponten Mangkunegaran Solo itu memilih untuk berdiam di dalam tanah. Meskipun pemalu, penunggu bangunan ini begitu disegani oleh makhluk halus di sekitar daerah tersebut, terutama di bantaran Kali Pepe.
"Penunggu ini memilih untuk bersemayam di dalam tanah sekitar ponten ini. Meskipun demikian penunggu ini sangat disegani oleh banyak makhluk gaib di sepanjang Kalipepe karena riwayatnya penunggu ini merupakan makhluk kuat yang ditugaskan untuk menjaga teritorial air sungai di kawasan Surakarta," tambah pengelola akun @misterisolo.
Baca Juga: Cerita Misteri Villa Suzzana yang Sering Dipakai Tempat Uji Nyali
Dahulu kala, di Ponten Mangkunegaran ini juga dikenal sebagai lokasi nyanggarke, yakni aktivitas meminta ramalan nomor togel dan aneka bentuk judi lainnya di Kota Solo.
"Nyanggar adalah aktivitas meminta ramalan nomor untuk togel, dan judi lainnya. Banyak dari mereka yang memberikan sajen kopi, permen, rokok, bahkan ingkung atau ayam goreng utuh," jelas dia.
Baca Juga: Cerita Misteri Batu Kutukan di Gua Hawang yang Indah dan Serat Mistis di Maluku
Akan tetapi, aktivitas tersebut lambat laun menghilang setelah Ponten Mangkunegaran Solo ini direnovasi.
Menurut sejarahnya, Ponten Mangkunegaran dibangun di masa Mangkunegaran VII pada 1936 silam. Kala itu, Ponten Mangkunegaran merupakan toilet yang begitu mewah.
Pasalnya, pada masa itu masih jarang masyarakat yang mempunyai fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) di rumahnya.