Kisah Mistis Penjual Sate Keliling di Semarang, Pernah Alami Berbagai Kejadian Horor Ini

Kisah Mistis Penjual Sate Keliling di Semarang, Pernah Alami Berbagai Kejadian Horor Ini

Ekel Suranta Sembiring
2021-01-29 22:50:00
Kisah Mistis Penjual Sate Keliling di Semarang, Pernah Alami Berbagai Kejadian Horor Ini
Ilustrasi Gerobak Sate (foto: makanjogja.com)

Seorang pria yang bekerja sebagai penjual sate keliling di Semarang bernama Cak Ali memiliki kisah mistis. Dirinya kerap mengalami berbagai kejadian horor.

Warga Boro asal Madura yang kesehariannya mangkal di sekitar Stasiun Tawang ini mengaku pernah melihat sesosok nenek berambut putih terurai panjang dengan pakaian serba putih yang berdiri di tepi sungai.

Anehnya, kata dia, nenek tersebut semakin meninggi hingga membuatnya merinding.

Baca Juga: Kisah Mistis Ainun saat Pulang dari Jogja, Diikuti Sosok Makhluk Gaib ini

"Waktu keliling lewat jalan Kalibaru itu saya melihat persis sosok nenek itu. Itu sekira pukul 02.00 WIB. Di situ kan ada rel ganda, tidak bisa lewat, jadi muter lewat jembatan Berok. Di jembatan pinggir kali itu suasana sepi, saya melihat nenek tersebut. Awalnya dari jauh kecil kemudian semakin tinggi, semakin tinggi. Saya merinding, topi saya sampai bisa berdiri sendiri. Saya langsung berjalan cepat," kata dia ngeri.

Tak hanya melihat sosok nenek misterius. Ayah yang sudah memiliki dua anggota yang sudah 16 tahun merantau di Semarang itu juga mengaku telah beberapa kali mengalami kejanggalan saat menjajakan dagangan.

Baca Juga: Kisah Misteri Pria Asal Surabaya Menikah dengan Kuntilanak, Dibantu Ekonomi hingga Diberi Kekuatan

Ia menyebut pernah diteriaki orang yang seolah mau membeli sate hingga melihat sosok makhluk astral saat menjajakan sate ayam keliling.

Menurut Cak Ali, kejadian-kejadian tak masuk akal itu seringkali dialaminya saat melewati tempat-tempat yang sepi dan minim penerangan.

"Bayangan putih itu waktu keliling di Tawangsari. Itu posisinya ada pohon besar, tidak ada orang. Tiba-tiba bayangan putih itu lewat begitu saja. Sudah, saya merinding saja. Horor lagi itu waktu lewat pasar kobong. Itu peteng (gelap) dan sepi, lihat genderuwo. Di kawasan Kotalama juga pernah, ada yang teriak beli sate, tapi ketika saya hampiri tidak ada orangnya," ungkapnya.

Baca Juga: Berbagai Kisah Mistis Mbah Man Sang Penggali Kubur di Semarang

Ali mengungkapkan, sudah menjadi hal biasa bagi dirinya menemui kejanggalan-kejanggalan saat berjualan keliling. Hal itu dilaluinya sejak tahun 2012 lalu. Ia tak lantas menjadi takut untuk berjualan saat malam hari.

"Baru 5 tahunan ini mangkal di sini, sebelumnya keliling. Cuma pas pandemi ini saja jualannya dibatasi. Selama berjualan itu yang paling saya takuti bukan soal horor, tapi preman. Pernah di sekitar situ (menunjuk seberang kolam Tawang), beberapa orang mabuk membeli sate tapi tidak mau bayar," ucapnya dengan raut pasrah.


Share :