Dikalangan masyarakat Tionghoa terdapat sebuah kisah misteri yang lumayan horor yakni tentang Bulan Hantu.
Seorang sejarawan dari Universitas California, Berkeley yang bernama Nick Tackett telah mempelajari ritual kematian tradisional Tiongkok, terutama yang berasal dari periode Song dan Liao.
Dipercayai pula bahwa roh orang yang meninggal terpisah menjadi dua bagian, yang dapat disebut sebagai dua jiwa. Kedua jiwa tersebut yang satu dapat tinggal di dunia sementara yang lainnya pergi menuju leluhur.
Baca Juga: Kisah Mistis Olivia Idol, Pernah Diganggu Suara Misterius
Sehingga hal tersebut, membuat plakat yang disimpan di tempat-tempat suci, rumah, hingga kuil perlu diberi makan terus menerus sebab ada jiwa yang kelaparan.
Tackett juga menjelaskan bahwa persembahan di altar leluhur mampu memuaskan jiwa orang yang meninggal.
Tetapi bila sesuatu menjadi kacau, misalnya ada kerabat yang mengabaikan tugas memberi makan, pemakaman yang tidak patut, atau urusan yang belum selesai di bumi maka jiwa orang yang sudah mati dapat keluar dari kubur sebagai hantu kelaparan.
Biasanya hantu tersebut jarang ikut campur dalam urusan orang hidup, hanya saja mulai hari ke 15 dari bulan ketujuh kalender lunar Tiongkok, kira-kira pada bulan Juli - Agustus, gerbang dunia bawah terbuka. Memungkinkan kawanan hantu yang kelaparan berkeliaran dengan bebas untuk satu bulan.
Saat itulah, momen tersebut disebut sebagai Bulan Hantu, juga dikenal sebagai Yulan atau Festival Zhongyuan. Dalam bahasa sederhananya disebut sebaagai Festival Hantu Kelaparan.
Baca Juga: Cerita Misteri Kasabake di Jepang, Sosok Hantu Lahir dari Payung Bekas
Asal-usul kepercayaan ini sendiri berasal pada abad ketiga tentang seorang rahib Buddha bernama Mulian yang ibunya telah meninggal kembali menghantui sebagai penampakan rakus yang berlumuran darah.
Untuk memuaskannya, maka Mulan mengunjungi kuil dengan makanan, uang, dan segala hal yang dipercaya akan memuaskan. Dari sinilah muncul tradisi 'hantu lapar'.
Untuk menghindari kesialan, usahakan jangan melakukan hal besar pada Bulan Hantu seperti menikah, membeli apartemen, hingga bersiul. Sebab bila melakukannya, dianggap akan dihantui selamanya.
Baca Juga: Cerita Misteri Boneka Tulisan Arab di Singapura, Konon Pembawa Kematian
Penelitian pada tahun 2015 oleh Agarwal Sumit dan rekannya di Universitas Nasional Singapura menyimpulkan bahwa selama Bulan Hantu, pembelian perumahan baru terbukti menurun.
Selain itu, bukti arkeologis menunjukkan persembahan kertas putih, yang dikenal sebagai Zhizha atau 'uang neraka' yang sudah ada sejak 1000 Sebelum Masehi.
Membakar kertas kosong tersebut sebagai tradisi untuk memuaskan para hantu agar tidak mengganggu.