Bendungan yang terletak di wilayah Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bernama bendungan Manganti ini memiliki cerita misteri.
Pasalnya, bendungan yang diresmikan tahun 1990 oleh Soeharto ini selain sering ditemukan mayat, juga dipercaya dihuni dua sosok gaib.
“Sering banget teh di sini nemuin mayat, biasanya kejebak di bendungan jadi kan nggak bisa lewat, kegulung aja di situ,” kata Neni yang merupakan seorang pedagang yang berjualan di sekitar bendungan.
Baca Juga: Cerita Misteri Solo Technopark, Konon Dihuni Hantu Tanpa Kepala
Selain Neni, warga lain yang tinggal di sekitar bendungan mengaku sudah tidak asing dengan penemuan mayat di bendungan. Bahkan orang-orang yang berasal dari daerah yang cukup jauh pun akan segera menghubungi penjaga bendungan jika ada orang yang hilang atau hanyut di Sungai Citanduy.
“Sering banget ada laporan orang hilang, nanti suruh pada ngamatin sungai takut ada yang hanyut,” ujar Tohirin seorang warga yang tinggal di sekitar bendungan.
Dengan bahasa Jawa “ngapak” berlogat Sunda, Nani melanjutkan ceritanya. Kata dia, kasus penemuan mayat terbanyak terjadi beberapa tahun lalu. Jumlahnya 10 mayat. Setelah ditelusuri, mayat tersebut merupakan para santri yang berasal dari pondok pesantren di Ciamis. Nani mengatakan pada saat itu semua mayat tersangkut di pintu air bendungan.
Banyaknya kasus penemuan mayat di bendungan Menganti ini mengundang berbagai spekulasi dan memunculkan mitos tentang adanya penunggu sungai Citanduy. Sungai yang bagian hilirnya merupakan lokasi ekosistem mangrove di Pulau Nusakambangan ini dikabarkan mempunyai penunggu gaib berupa buaya putih dan hantu Selong.
Baca Juga: Cerita Mistis Ossy saat Melintasi 3 Jalur Tengkorak di Semarang, Sering Melihat Sosok ini
Sebagian warga percaya bahwa buaya putih adalah makhluk yang kerap membuat orang tenggelam hingga kehilangan nyawa. “Nggak mungkin sungai seluas dan sepanjang ini nggak ada penunggunya.”
Kesaksian tentang munculnya buaya putih di Bendungan Menganti memang belum pernah ada. Namun, berita tentang penunggu sungai Citanduy ini terlanjur melekat dan dipercaya oleh masyarakat sekitar. Warga pun sering memberikan sesaji di sekitar sungai di hari – hari tertentu. “Biasanya pas musim tanam atau bulan Sura, sekitar sungai dikasih sajen (sesaji),” tuturnya.
Semua itu dilakukan oleh warga sekedar untuk berjaga – jaga supaya warga sekitar tidak ada yang tertimpa musibah tenggelam di sungai.
Nani yang setiap hari selalu berada di bendungan juga senantiasa mengingatkan pengunjung agar tidak menyusuri pingiran sungai ketika arus sedang deras.
Saat sore hari, biasanya pengunjung Bendunga Menganti juga diperingatkan untuk meninggalkan lokasi bendungan sebelum pukul 18.00. Hal itu untuk menghindari adanya makhluk yang dipercaya bisa mengganggu pikiran pengunjung. Warga menyebut makhluk itu dengan nama Selong.
Baca Juga: Cerita Misteri di Jembatan Balitex Denpasar, Konon Ada Panggilan Gaib Pembawa Petaka
Selong digambarkan sebagai makhluk halus yang dapat menjelma menyerupai manusia. Dia tinggal di sekitar perairan, baik sungai ataupun danau. Untuk menarik korbannya, Selong akan berubah menjadi sosok orang terdekat korban seperti ibu atau sahabat korban.
Korban yang bertemu dengan Selong secara otomatis akan mengikuti keinginan Selong, sebab penampakannya sangat mirip dengan orang terdekatnya. Sehingga tanpa sadar si korban sudah berada di dalam air. Hantu Selong dipercaya akan memakan otak korbannya saat korban tenggelam.
Sosok Selong ini cukup populer di kalangan warga Cilacap. Dia diyakini muncul menjelang Magrib hingga waktu Isya. Selain berubah menjadi seorang manusia, hantu Selong juga kerap membuat pengendara di jalan tersesat.
“Pernah teman saya kena Selong, tujuannya mau ke Sidareja malah sampenya di kuburan," ucapnya.