Pemerintah melalui Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia telah membuat alat tes corona bernama GeNose hanya seharga Rp 15 ribu. Berikut faktanya.
Bambang mengatakan, alat tersebut akan tersedia dibeberapa tempat umum. Seperti, bandara, stasiun KA, kantor, kampus/sekolah.
Nama alat itu adalah GeNose, alat deteksi Corona dengan embusan napas. Selain murah, alat ini disebut lebih efektif dari rapid dan swab test. Waktu tes yang dibutuhkan cuma 3 menit dan akurasinya sudah mencapai 90% lebih. Demikian hasil dari validasi di beberapa rumah sakit yang sudah dilakukan para inovator alat ini.
Baca Juga: Pemerintah Sebut Pemeriksaan Covid-19 Penuhi Target WHO
Saat ini, alat ini masih menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan. Rencananya alat ini akan didistribusikan ke beberapa daerah paling banyak kasus corona sebagai bakti inovasi dari Kemristekbrin.
Berikut fakta alat tes corona yang hanya seharga Rp 15 ribu.
1. Buatan Asli Indonesia
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro membeberkan sosok penemu alat tes Corona yang jauh lebih murah dari rapid dan swab test. Menurut Bambang, alat tes corona yang murah meriah cuma Rp 15 ribu sekali tes itu ditemukan oleh dua sosok inovasi dari Universitas Gajah Mada (UGM).
2. Menunggu Izin Edar
Menurut Bambang, alat ini sebenarnya sudah siap diproduksi massal, namun ada beberapa laporan yang harus disiapkan untuk mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Harapannya bulan Desember ini," ucapnya.
Baca Juga: Daftar Harga Paling Lengkap Vaksin Corona Mandiri
Adapun laporan yang diperlukan untuk mendapat izin edar tadi adalah hasil uji validasi alat tersebut dari 1.000 sampel di sekitar 10 rumah sakit. Saat ini, laporan itu sedang disiapkan dan akan segera diberikan ke Kemenkes.
"Hasil lengkap uji validasi lebih dari 1000 sampel di sekitar 10 RS," ungkapnya.
3. Tersedia di Stasiun Hingga Sekolah
Alat tes corona yang bisa bikin biaya tes Corona jadi lebih terjangkau itu nantinya bisa ditemui di tempat-tempat umum seperti bandara hingga kampus dan sekolah saat sudah mengantongi izin edar. Demikian menurut Bambang yang pertama kali mengumumkan keberadaan alat tersebut.
"(Akan disediakan) Ke tempat-tempat umum yang banyak pergerakan manusia seperti bandara, stasiun KA, kantor, kampus/sekolah," katanya
4. Berpeluang Diekspor
Bambang membuka peluang ekspor untuk alat tes Corona buatan UGM tersebut. Sebab, selain murah, alat ini disebut lebih efektif dari rapid dan swab test. Waktu tes yang dibutuhkan cuma 3 menit dan akurasinya sudah mencapai 90% lebih.