Sutradara ternama Joko Anwar berhasil meraih penghargaan Piala Citra FFI 2020 dalam acara Festival Film Indonesia 2020.
Joko sendiri meraih penghargaan sebagai Sutradara Terbaik dalam film Perempuan Tanah Jahanam.
Sekedar informasi, acara Festival Film Indonesia sendiri digelar pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC). Sebanyak 21 piala diberikan kepada para pemenang.
Baca Juga: Saling Unfollow Serta Hapus Foto Mesra, Amanda Manopo dan Billy Syahputra Putus
Akun Instagram resmi Festival Film Indonesia, @festivalfilmid, mengunggah informasi mengenai kemenangan Joko Anwar. Akun Instagram tersebut mengunggah foto Joko Anwar yang dilengkapi dengan keterangan Pemenang Piala Citra 2020, Sutradara Terbaik.
Berikut biografi dan profi lengkap Joko Anwar, Sutradara Terbaik Piala Citra FFI 2020
Joko Anwar adalah sutradara film yang lahir di Medan pada 3 Januari 1976. Joko pernah menjadi kritikus film dan penulis lepas untuk harian The Jakarta Post. Joko masuk di dunia perfilman saat mewawancarai Nia Dinata untuk korannya, produser dan sutradara perempuan ini sangat terkesan dan mengajaknya untuk bekerja sama sebagai penulis skenario film ARISAN (2003) yang akhirnya sukses secara komersil dan mendapat pujian dari banyak kritikus.
Setelah ARISAN, Nia kembali meminta Joko untuk menulis dan menyutradarai mock-reality-show AJANG AJENG (2004) untuk MTV yang merupakan sindiran terhadap reality show yang sedang menjamur.
Joko tumbuh besar dengan menonton film-film kung fu dan horror. Dia begitu akrab dan menyukai film. Kecintaannya terhadap film sudah tampak sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama. Dia juga telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama. Meski demikian bakat Joko tidak mendapat sambutan dan selaras dengan pendidikan formalnya.
Pada 2007 dia menjadi sutradara dan penulis film "Kala", sebuah allegori politis tentang Indonesia. "Kala" yang mengukuhkan posisi Joko di perpetaan film dunia berhasil memberikan Joko beberapa penghargaan, antara lain Best Film di Berlin Asia Hotshot Film Festival, dan Jury Prize di New York Asian Film Festival. Selain diputar di lebih dari 30 festival termasuk di London, Brussels, dan Vancouver, "Kala" juga ditasbihkan sebagai salah satu film terbaik dunia tahun 2007 oleh majalah film terbesar dan bergengsi Sight & Sound Magazine, Inggris, yang juga menyebutnya sebagai salah satu filmmaker tercerdas di Asia.
Joko tumbuh di sebuah kawasan perkampungan miskin di Medan, Sumatera Utara. Dia tumbuh besar dengan menonton film-film kung fu dan horor. Dia begitu akrab dan menyukai film.
Karena itu sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama, dia telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama. Meski demikian bakat Joko tidak mendapat sambutan dan selaras dengan pendidikan formalnya.
Joko kemudian kuliah di Institut Teknologi Bandung untuk belajar Aerospace Engineering karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke sekolah film.
Setelah lulus kuliah pada tahun 1999, dia pun menjadi wartawan di harian berbahasa inggris The Jakarta Post. Selain itu, Joko pun berkarier sebagai kritikus film handal.
Selain terkenal dengan film dan skenario yang dibuatnya, Joko juga terkenal dengan aksi nekatnya. Salah satunya saat Ia nekat bugil ke minimarket di bilangan Bintaro. Aksi nekat itu berawal dari cuitannya di twitter, “If I got my 3000th follower today, I’ll go into a Circle K naked.” Yang berarti, “Jika saya mendapatkan 3000 follower hari ini, saya akan pergi ke Circle K dalam keadaan telanjang.”
Rupanya tweet itu mendapat respon tinggi dan disebar. Akibatnya dalam waktu singkat follower-nya menembus angka 3000.
Aksi nekad Joko pun semakin melambungkan namanya. Bahkan di twitter saat itu minimarket Circle K menjadi trending topic gara-gara aksinya. Hal itu juga dikenal sebagai Janji Joko plesetan dari filmnya Janji Joni.
Joko pun kembali menunjukan integritasnya sebagai penulis dan sutradara dalam film thriller psikologis Pintu Terlarang yang sukses mendapat pujian dari kritikus film internasional.
Film Pintu Terlarang ini juga dinobatkan sebagai film terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009.
Joko menjajal peruntungannya sebagai pemeran pada beberapa film yang disutradarainya yaitu Madame X (2010), Demi Ucok (2013), 3Sum (2013), Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), dan Melancholy Is A Movement (2015).
Di tahun 2017, Joko Anwar berhasil menciptakan film horror fenomenal bertajuk Pengabdi Setan yang di-remake dari film berjudul sama yang rilis tahun 1980 silam.
Film yang tayang tanggal 28 September itu berhasil mendulang 3.373.751 penonton selama 24 hari tayang. Jumlah fantastis untuk sebuah film horror Indonesia. Pengabdi Setan juga diakui jadi sinema Indonesia paling menakutkan.
Baca Juga: Ruben Onsu Ingatkan Pelaku Penghinaan Betrand Peto untuk Intropeksi Diri
Lewat tangan dingin Joko Anwar, Pengabdi Setan masuk dalam jajaran 13 nominasi Piala Citra 2017 dalam kategori Film Terbaik, Penata Sinematografi, Aktor Anak, Penata Busana, Penata Rias, Penata Artistik, Penata Efek Visual, Penata Musik, Musik Tema, Penata Suara, Penyunting Gambar, dan Penulis Skenario Terbaik.
KARIER
Filmografi
Arisan (2003) (penulis)
Janji Joni (2005) (penulis/sutradara)
Jakarta Undercover (2007) (penulis)
Kala (2007) (penulis/sutradara)
Quickie Express (2007) (penulis)
Fiksi (2008) (penulis)
Pintu Terlarang (2009) (penulis/sutradara)
Rumah Dara (2009) (bintang tamu)
Meraih Mimpi (2009) (pengisi suara)
Madame X (2010) (pemeran)
Modus Anomali (2012) (penulis/sutradara)
Demi Ucok (2013) (pemeran) sebagai produser film
3Sum (2013) (pemeran) - segmen Impromptu
Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014)(pemeran)
Melancholy Is A Movement (2015) (pemeran)
A Copy of My Mind (2015) (sutradara/penulis)
Impetigore (2015) (sutradara)
Pengabdi Setan (2017) (sutradara)
Penghargaan
Janji Joni jadi “Best Movie” di MTV Indonesia Movie Award 2005
Kala mendapat penghargaan sebagai film terbaik 2007 dan Joko sebagai sutradara tercerdas Asia tahun itu dari majalah inggris Sight & Sound.
Fiksi menjadi film terbaik dan skenario terbaik FFI 2008
Pintu Terlarang mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai film terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009.
Modus Anomali memenangkan penghargaan Bucheon Award di ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF)