Fakta terbaru kembali terungkap terkait dengan video syur mirip Gisel. Pakar Telematika Roy Suryo mengatakan bahwa video asusila yang dianalisa dengan Face Comparator (Recognizer) dan Face Matcher (Combiner) menunjukkan tingkat kecocokan lebih dari 70 persen.
Roy Suryo menambahkan, hasil persentase dari analisa video mirip Gisel bukan kesimpulan yang akurat.
Namun, ia mengingatkan untuk selalu waspada karena bisa saja video mirip Gisel adalah hasil manipulasi dari sejumlah perangkat lunak seperti Deepfake.
Deepfake merupakan video rekayasa yang dibuat oleh kecerdasan buatan. Deepfake digunakan untuk menggabungkan dan menempatkan gambar dan video yang ada ke sumber gambar atau video menggunakan teknik pembelajaran mesin yang dikenal sebagai jaringan permusuhan generatif.
Menggunakan deepfake, akan menghasilkan gambar dan suara yang terlihat dan terdengar asli. Lalu, bagaimana deepfake bekerja?
Sistem ini membuat konten tiruan dengan mempelajari foto dan video dari sosok yang menjadi target dari berbagai sudut pandang dan meniru gerak-gerik tubuh dan gerakan bibirnya.
Dalam sistem ini akan terdapat perangkat Artificial Intelligence (AI) yang kini sudah dipakai untuk memasang wajah orang lain pada kepala seseorang, seperti dengan badan seorang bintang porno atau pada seorang politikus.
Artinya, semua orang dapat membuat deepfake melalui perangkat AI. Mulai dari peneliti, akademisi, industri, studio efek visual, para penggemar hingga produser porno.
