Waspada! Ini Beberapa Mitos Kata Larangan yang Dipercaya Mengundang Hantu

Waspada! Ini Beberapa Mitos Kata Larangan yang Dipercaya Mengundang Hantu

Alpandi Pinem
2020-10-29 02:03:40
Waspada! Ini Beberapa Mitos Kata Larangan yang Dipercaya Mengundang Hantu
Melihat Hantu (Istimewa)


Pamali adalah pantangan yang dipercaya sejak turun-temurun nggak boleh dilakukan. Entah karena bakal membawa petaka atau bahkan mengundang kehadiran makhluk halus di sekitar kita.

Selain menjaga sikap, menjaga ucapan menjadi hal yang penting saat kita berkunjung ke sebuah tempat, apalagi tempat yang dianggap 'angker'. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang mengaitkan hal-hal mistis dengan tindakan yang kita lakukan.

Percaya nggak percaa. Ada sejumlah tempat yang melarang pengunjungnya untuk mengucapkan kata-kata tertentu untuk menghindari bahaya atau 'ancaman' dari makhluk tak kasat mata yang dipercaya jadi penunggu tempat tersebut.

Uniknya kata-kata itu tak selalu aneh atau jarang didengar. Melainkan kata atau ucapan yang mungkin sering kita katakan saat menjalani kehidupan sehari-hari namun justru dipercaya akan membawa petaka.

Baca Juga : Ternyata Ini Nama Lain dari Nyi Roro Kidul yang Belum Orang Tahu

1. Lada (Goa Jepang dan Goa Belanda)


Salah satu larangan yang cukup populer ketika berkunjung ke Goa Jepang dan Goa Belanda adalah pantangan mengucap kata 'lada'. Para pengunjung harus sangat berhati-hati dalam berbicara saat ke tempat ini termasuk tidak menyebut kata 'lada'.

Menurut mitos masyarakat setempat, kata tersebut berkaitan dengan nama seorang tokoh masyarakat yang begitu dihormati, yaitu Eyang Lada Wisesa. Nah, jika seseorang nekat mengucapkan kata 'lada', konon akan mengalami kejadian-kejadian mistis loh, guys. Ada yang bisa tiba-tiba jatuh, merasakan hawa yang membuat bulu kuduk merinding, sampai yang paling parah bisa kerasukan.

2. Kepiting dan Oyot (Gunung Krakatau)


Warga sekitar percaya jika ada yang menyebut 'kepiting' saat berada di daerah tersebut maka akan mendapatkan kemalangan. Uniknya, warga sekitar mengganti nama kepiting dengan sebutan kerbau.

Masih di tempat yang sama, jika menemukan rumput liar yang disebut dengan 'oyot', maka kita tidak boleh menyebutkan namanya, tetapi diganti dengan kesara, yaitu tali kekang untuk kerbau. Apabila hal-hal tersebut dilanggar, maka ada saja kemalangan yang akan terjadi, seperti sakit perut hingga kehilangan perahu dan yang lainnya.

Baca Juga : Kisah Seram Pulang Magrib Konon Diculik Wewe Gombel, Mitos atau Fakta?

3. Kucing (Desa Cipancar Sumedang)


Tidak bolehnya masyarakat menyebut nama 'ucing/kucing', karenanya adanya larangan dari karuhun/ leluhur yang dulunya ia mempunyai nama belakang 'ucing'. Apabila ada seseorang yang tidak menuruti perintah karuhun itu maka dipercaya akan terjadi peristiwa, maka oleh masyarakat setempat nama kucing itu diganti dengan 'Enyeng'.

Pasalnya, oleh masyarakat Cipancar kucing diperlakukan sebagai binatang yang sangat disakralkan loh. Ini terbukti dengan adanya upacara pemandian kucing, yang dilakukan oleh masyarakat setempat, khususnya apabila terjadi musim kemarau berkepanjangan di desa tersebut.

Bahkan, Si Kucing di arak dengan memakai kurung, kemudian oleh masyarakat setempat kucing itu disirami. Tetapi upacara ini sekarang sudah tidak dilakukan lagi.

Upacara ini hanya berlangsung sampai generasi ke-14 dan untuk generasi yang sekarang upacara tersebut tidak dilakukan lagi. Mereka nampaknya lebih mendekatkan pada masalah keagamaan, yakni dengan melakukan sholat istisqo.

4. Gugur Bunga (Kampus UGM)


Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu kampus tertua di Indonesia.  Sebagai kawasan yang tergolong ‘rimbun’, tak salah memang kalau kawasan ini terkenal cukup angker.

Sebuah jalan melingkar dengan beringin besar dan pepohonan di sekitarnya bikin suasana di tempat itu makin bikin merinding. Ranting dan dedaunan yang seakan memayungi jalan seringkali bikin bulu kuduk meremang. Banyak orang yang mengalami kejadian ganjil di tempat ini. Termasuk adanya mitos nyanyian 'Gugur Bunga' di tempat ini.

Gugur bunga adalah lagu atau hymne penghormatan untuk para pahlawan yang telah meninggal. Konon, jika kamu menyanyikan lagu Gugur Bunga di tempat ini saat malam hari, kamu akan didatangi hantu penunggu Bundaran Teknik.

Ia akan menampakkan diri padamu dengan wujud yang menyeramkan. Kedatangannya akan terasa dengan bau harum. Nah, jika aromanya dekat berarti hantu itu masih agak jauh. Jika aromanya perlahan menghilang, tandanya ia justru sudah ada di belakangmu. Atau membonceng di motormu tanpa kamu sadari. 

Baca Juga : Merinding? Kisah Mistis Kasus Pembunuhan Terungkap Berkat Jasa Hantu

5. Nama Hewan  (Gunung Hibata Gorontalo)


Puncak Gunung Hibata, yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, menjadi salah satu tujuan berwisata. Namun, ternyata ada pantangan nih bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam di sana. Pantangan itu adalah tak bisa menyebut nama-nama hewan tertentu saat berada di sekitar atau puncak Gunung Hibata.

Di sekitar Gunung Hibata, pengunjung tak bisa menyebut nama sapi, anjing, kucing dan kambing. Jika itu dilanggar maka langit yang cerah akan berubah menjadi gelap yang disusul hujan dan angin kencang.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30