Terletak di Gunung Rengganis, Sumedang, Jawa Barat, sejarah makam pati Kerajaan Sumedang Larang yang dipimpin Prabu Geusan Ulun menguak cerita pertempuran dengan Cirebon hingga larangan menggunakan batik bagi pejiarah.
Berada di ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut, patilasan Mbah Jaya Perkasa salah satu patih Prabu Geusan Ulun.
Baca Juga: Ini 5 Sosok Wanita Misterius dari Penjuru Dunia, Salah Satunya dari Indonesia
Patilasan Mbah Jaya Perkasa yang menyimpan jejak sejarah Kerajaan Sumedang Larang, kini menjadi salah satu wisata jiarah yang ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah.
Patilasan Mbah Jaya Perkasa memiliki satu larangan yang tak boleh dilanggar siapa pun, itulah pantangan menggunakan batik yang ditandai dengan sebuah papan pengumuman bertuliskan "pakaian batik hanya sampai disini".
Pantangan menggunakan batik dibuat bukan untuk dilanggar, setidaknya inilah yang dikisahkan juru kunci hingga warga sekitar patilasan Mbah Jaya Perkasa. Tapi bukan berarti pantangan ini dipatuhi semua orang.
Selain pantangan menggunakan batik bagi para pejiarah, kawasan patilasan Mbah Jaya Perkasa juga menyimpan sebuah batu bernama Batu Dakon yang tak kalah menyita perhatian pengunjung.
Baca Juga: Kisah Mistis Satu Keluarga Diteror Santet, Pelaku Diketahui Lewat Mimpi
Batu dengan berat sekitar 45 sampai dengan 50 kg itu, konon menjadi salah satu saksi atas keberadaan sang patih yang ditandai dengan jejak seperti telapak kaki kanan yang tercetak di batu itu.
Menyimpan jejak kaki Mbah Jaya Perkasa, batu dakon juga kerap diangkat para pengunjung hingga setinggi perut mereka.
Konon menurut cerita yang beredar di tengah-tengah masyarakat, barang siapa yang bisa mengangkat batu ini maka akan diangkat pula derajat mereka dan dimudahkan segala urusannya.