Di pandemi corona seperti ini, tiap orang pastilah merindukan liburan. Salah satunya Ekowisata Tangkahan, Sumatera Utara. Setidaknya ada beberapa alasan yang membuat kamu wajib mengunjungi tempat ini setelah pandemi corona ini berakhir.
Tangkahan juga dijuluki The Hiden Paradise in Sumatera. Salah satu tempat wisata andalan di Sumatera Utara selain Danau Toba, Berastagi dan Bukit Lawang, Tangkahan juga menjadi destinasi yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Tangkahan ini juga merupakan lokasi lokasi syuting video klip dari lagu Adu Rayu hasil kolaborasi penyanyi dan musisi Yovie, Tulus, dan Glenn Fredly. Video klip ini menyita perhatian lantaran pemainnya yakni Nicholas Saputra dan Velove Vexia mengambil lokasi syuting di hutan hujan tropis Tangkahan dan Balai konservasi Gajah yang ada di sini.
1. Berinteraksi dengan gajah dan belajar konservasi
Di tempat ini, kamu akan diajak semakin dekat dengan gajah sekaligus belajar bagaimana cara merawat dan menjaga mamalia berbelalai panjang ini.
Gajah sendiri, merupakan salah satu binatang yang terancam punah. Kemudian harimau dan hewan-hewan lainnya yang terancam keberadaannya di bumi.
Baca Juga: Kronologi, Tewasnya Ayah Kandung Cabuli Anak Kandung dikroyok di Tahanan
Saat berada di sini, kamu akan dibawa dengan rakit untuk menyelusuri sungai dan bermain dengan gajah di kamp gajah.
Di kamp itu juga, pengunjung telah disediakan ragak aktifitas. Mulai dari memberi makan hingga memandikan hewan besar ini.
2. Trekking di tengah hutan
Kawasan ekowisata Tangkahan ini menyediyakan jalur trekking yang didominasi oleh keindahan hutan tropis yang mempesona.
Patut diingat, jangan sampai meningalkan sampah dan mengusik satwa lainnya selama perjalanan.
3. Hangatnya air panas dengan keindahan air terjun
Jika lelah menghampiri, kamu bisa sejanak mampir dan bersantai dengan menikmati ar terjun yang unik di sekitaran kawasan ekosistem ini.
Hutan yang rimbun, hawa yang dingin, dan hangatnya air panas alami membuat kamu semakin betah berlama-lama di sini.
Sekedar informasi, ekowisata yang masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Leuser, antara tahun 1980 hingga 1990-an masyarakat terutama yang berada di Desa Namo Sialang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara, giat membalak kayu.
Baca Juga: Fakta 'Obat Corona' Avigan yang Akan Dijual Erick Thohir Rp 20.000
Seiring dengan waktu, masyarakat kemudian sadar akan kerusakan hutan atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Kemudian lahirlah kesepakatan bersama masyarakat di Tangkahan kemudian memutuskan untuk menghentikan pembalakan kayu illegal dari Taman Nasional Gunung Leuser dan mengembangkan kawasan Tangkahan daerah ekowisata. Pada tahun 2001.