Terletak di Dusun Solear, dan menjadi bagian dari hutan lindung seluas empat setengah hektare di Tangerang, Makam Keramat Solear menjadi tempat peristirahatan terakhir sejumlah tokoh penyebar agama.
Salah satu yang paling masyhur adalah makam Syekh Mas Massad Bin Hawa yang tak lain adalah panglima pasukan kesultanan Banten yang ditugaskan untuk menyebarluaskan agama dan memperluas wilayah.
Baca Juga: Kisah Mistis Pagoda ISI di Solo, Sering Terlihat Penampakan Makhluk Gaib
Makam Keramat Solear menjadi wisata religi yang banyak dikunjungi pejiarah dari berbagai daerah.
Di tengah makam ada pohon tua dan dikelilingi pendopo. Jalan menuju makam tidak begitu sulit, keluar Tol Balaraja Barat, ambil arah ke Cisoka dan menuju Desa Cikasungka, Solear, Kabupaten Tangerang.
Menurut keterangan dari salah satu juru kunci/penunggu makam yaitu Abdul Rahman, sudah banyak orang dari luar Tangerang bahkan dari daerah lain mendatangi makam Solear.
Baca Juga: Kisah Mistis Eks Kru Kapal Pesiar, Dihantui saat Berlayar
“Mereka yang ziarah memaang kebanyakan dari luar daerah, seperti Lampung, Jakarta, bahkan Jawa Timur dan Tengah. Mereka melakukan ziarah biasanya saat memasuki bulan Maulid,” katanya.
Ditambahkan Hasan bahwa pada bulan itu terjadi pertarungan para monyet yang ada di makam Solear. Ada sekitar 600 ekor lebih monyet yang melakukan perkelahian, dan ini merupakan perebutan wilayah kekuasaan antar monyet.
“Memang monyet-monyet ini akan bertengkar pada saat memasuki bulan Maulid. Mereka akan berkelompok dan saling serang untuk merebut wilayah kekuasaan baru,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai keberadaan monyet yang banyak di wilayah makam Solear, Abdul Rahman menjelaskan bahwa monyet yang ada di sekitaran makam Solear dulunya adalah prajurit dari Prabu Kian Santang. Mereka berubah menjadi monyet karena berkhianat kepada Prabu Kian Santang.
Baca Juga: Misteri Goa Belanda dan Goa Jepang di Bandung, Benarkah Dilarang Menyebut Kata Lada?
“Mereka berubah menjadi monyet karena berkhianat, dan sampai dengan saat ini monyet yang ada di Solear tidak bertambah dan berkurang,” tambahnya.
Abdul Rahman juga selalu mengingatkan kepada para pengunjung agar tidak menganggu monyet-monyet yang ada. Pernah ada satu pengunjung yang sengaja membawa satu ekor monyet yang ada di makam Solear, dan orang itu sakit tidak kunjung sembuh.
“Memang pernah ada kejadian seperti itu, setelah monyet itu dikembalikan akhirnya orang tersebut sembuh. Tidak hanya itu, banyak juga para penziarah yang meminta sesuatu di makam Syekh Mas Masad. Nah, saat seperti itu saya mengingatkan kepada para penziarah agar tidak meminta apapun kepada makam, kalau sekedar mendoakan tidak apa-apa,” tegas Abdul Rahman.
Sumber: okezone