Yosi Mokalu sebagai ketua Siberkreasi disebut menjadi ketua program digital literasi pemerintah. Pernyataan tersebut lantas mengarah pada tudingan bahwa Yosi merupakan ketua influencer buzzer yang mendukung segala kebijakan pemerintah.
Tudingan yang ramai diperbincangankan publik tersebut pun akhirnya dijawab dengan terang-terangan oleh Yosi. Dirinya dengan mantap membantah menjadi ketua Influencer Buzzer pemerintah.
Baca juga: Biografi Lengkap Hoho Alkaf, Kades Bertato Banjarnegara
"Mereka sih bisa lihat dari sepak terjang dan apa yang saya buat selama ini. Semua ada di sosial media, tidak pernah tertutup apa yang saya lakukan. Tidak ada program pemerintah yang saya endorse di situ, mau di Twitter, di Facebook, atau Instagram," kata Yosi Mokalu saat pada Minggu, 30 Agustus 2020.
Menurutnya tudingan yang diarahkan pada dirinya tersebut sengaja dibuat untuk memancing amarahnya. Dirinya lantas akan menanggapi isu tersebut dengan santai saja, merespon dengan emosional hanya buanglah membuang waktu dan tidak perlu.
"Saya kalau ada waktu nanti menjelaskan. Saya tidak ingin membesarkan-besarkan karena sepertinya ada yang menunggu saya marah. Dan kalau saya marah video saya itu bisa mengangkat isu yang enggak perlu," kata Yosi.
Yosi lantas menantang pihak-pihak yang telah menyebut dirinya sebagai Influencer Buzzer pemerintah. Dirinya menantang agar pihak tersebut untuk membuktikannya dengan terang benderang.
"Terus mau nanya dengan lingkungan terdekat saya, kalau ada yang bisa buktikan teman yang saya bayar as an influencer? Silakan kasih tahu orangnya yang mana, suruh dia bikin pernyataan, pasti enggak akan ketemu karena itu memang isu yang dibesarkan aja," ujar dia.
Baca juga: Fakta-fakta Hoho Alkaf, Kepala Desa Bertato di Banjarnegara
Sebelumnya tudingan tersebut bermula dari pernyataan Staf Ahli Menteri Komunikasi, dan Informatika Bidang Hukum, Henry Subiakto. Henry menyebut bahwa program digital literasi pemerintah dipegang oleh Yosi sebagai ketua Siberkreasi.
“Ketua Siber Kreasi Yosi Mokalu dari Project Pop, boleh dicek. Dia adalah ketua yang melatih yang namanya digital literasi kepada publik, kepada mahasiswa, kepada masyarakat, untuk dilatih gimana menjadi influenser, karena influenser itu rakyat,” kata Henry.
Sumber: Tagar/SuaraIslam