Epidemiolog Minta PSBB Total di Wilayah Penyangga Ibu kota, Ini Alasannya

Epidemiolog Minta PSBB Total di Wilayah Penyangga Ibu kota, Ini Alasannya

Ahmad
2020-09-10 11:11:16
Epidemiolog Minta PSBB Total di Wilayah Penyangga Ibu kota, Ini Alasannya
Foto: Instagram/jktinfo

Seorang Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo, mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta tak akan efektif menekan laju Corona jika tak diikuti secara serentak oleh wilayah penyangganya.

"Kita ini menganggap PSBB secara parsial, maka pandemi tidak akan berakhir. DKI sudah bagus, kemudian dilonggarkan, datang orang dari daerah lain. Nah, ini kan pingpong, kembali berulang lagi, enggak selesai jadinya [pandemi]," ujar dia, dilansir dari CNN, Kamis 10 September 2020.

Idealnya PSBB dilakukan secara serentak dengan tidak hanya di kota penyangga Jakarta, tapi juga di daerah dengan zona merah atau daerah yang mencatat kasus Corona tinggi. 

 Baca Juga: Kembali PSBB Total, Ini yang Tak Boleh Dilakukan di Jakarta Mulai 14 September Jakarta

Wilayah Jabodetabek merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena mobilitas orang antar-wilayah di daerah tersebut tinggi. Bahkan jika dilihat lebih luas, wilayah Pulau Jawa-Bali-Madura merupakan satu kesatuan.

"Seharusnya PSBB jabodetabek dilakukan, dari segi epidemiolog itu satu kesatuan, wilayah Jawa-Bali-Madura ini sebetulnya satu kesatuan, makanya pemerintah pusat itu idealnya di masa darurat ini fungsi koordinasi harus jalan, paling tidak yang zona merah ini bareng melakukan PSBB serempak," jelasnya.

Sekedar informasi, DKI Jakarta kembali menerapkan PSBB total menyusul melonjaknya angka kematian dan kasus aktif Covid-19 di ibu kota.

Baca Juga: WHO Peringatkan Pandemi Baru Setelah Corona, Ini Saran Ahli Untuk Indonesia

Kasus konfirmasi Corona di Jakarta per 9 September sebanyak 49.837 kasus, merupakan yang tertinggi se-provinsi. Sementara angka kasus aktif atau orang yang masih memerlukan perawatan sebanyak 11.245.

PSBB ketat ini dilakukan karena fasilitas kesehatan terancam kewalahan atau kolaps. Data per 6 September 2020 menunjukkan tempat tidur di ICU 67 rumah sakit (RS) rujukan Corona sudah 83 persen terisi penuh. Sementara itu tempat tidur ruang isolasi sudah 77 persen terisi penuh.



Sumber: BBC, CNN, Detik


Share :

HEADLINE  

Prabowo, Titiek dan Didit : Maaf Lahir dan Batin

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 10:00:00


Prabowo dan Gibran Akan Salat ID di Masjid Istiqlal

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 01:00:00


Azizah-Arhan Nonton Timnas Indonesia, Andre Rosiade Dikerjai

 by Dimarirenal

March 26, 2025 15:10:00