Salah satu sekolah dasar (SD) yang berada di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali bernama SD Munduk Barong dicap angker. Pasalnya SD ini menyimpan cerita mistis membuat bulu kuduk berdiri.
SD yang berlokasinya di Banjar Baleagung, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo ini dikabarkan sekitar tahun 1985, siswa di sekolah tersebut sering mengalami kejadian aneh, bahkan siswa sering kesurupan. Banyak kejadian aneh itu kerap terjadi di siang bolong.
Baca Juga: Seram! Ini 5 Hantu Urban Legend di Bali, Salah Satunya Hantu Tonya
Dahulu, gedung SD pernah dipakai siswa kelas satu SMP N 3 Mendoyo karena gedung SMP direhab. Justru yang sering mengalami kejadiaan aneh itu adalah siswa SMP.
Dewa warga setempat menuturkan, saat masih bersekolah di SD tersebut, pernah di siang bolong sejumlah siswa-siswi sedang belajar, tiba-tiba saura lonceng berbunyi berulang-ulang namun tidak ada yang memukulnya.
"Waktu itu saya dan teman-teman lainnya ketakutan. Tapi para guru meminta kami untuk tetap tenang,” tutur Dewa.
Baca Juga: Mitos Setan Budeg di Rel Kereta Api Bintaro, Seperti ini Sosoknya
Keesokan harinya, tepat pada hari tilem di sekolah tersebut menurut Dewa kembali ada kejadian aneh di siang bolong.
Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat keras, seluruh bangunan sekolah bergetar. "Seketika murid-murid yang sedang belajar berhamburan menyelamatkan diri. Bahkan ada siswi yang bernama Ayu Widadari sampai terijak-injak temannya hingga pingsan,” imbuh Dewa.
Anehnya, warga di sekitar sekolah heran kejadian tersebut karena warga sama sekali tidak merasakan adanya gempa. Rupanya gempa bumi hanya dirasakan oleh puluhan siswa SMPN 3 Mendoyo yang menumpang belajar di gedung SD tersebut.
Kejadian aneh lainnya juga sering terjadi, seperti siswa sering kesurupan dan kerap suara air mengalir dari keran di kamar mandi. Padahal tidak ada orang di kamar mandi dan air keran tidak mengalir.
Baca Juga: Benarkah Mitos Meninggal di Hari Sabtu akan Terjadi Kematian Beruntun di Derah Tersebut?
Sejak itulah para guru mewajibkan para siswa tiap harinya untuk bersembahyang dan menghaturkan Rarapan. Bahkan. di sekolah tersebut didirikan dua pelinggih tempat bersemayamnya Dukuh Sakti dan Dewa Ayu.
Bahkan tempat itu atau sekolah itu menurut warga belakangan ini dikenal sebagai tempat banyak kutu. Hampir semua murid di sekolah tersebut rambutnya kutuan. Meskipun sudah dibersikan di rumah oleh orang tuanya, tapi saat sekolah lagi, kembali dihinggapi banyak hewan kutu.
"Pengaci-aci juga tiap hari tetap kami lakukan. Kami tidak berani gegabah di tempat ini. Bahkan setiap ada hari suci Hindu, seperti Purnama dan Tilem kami mewajibkan para siswa-siwa dan guru-guru untuk bersembahyang bersama,” terang Ni Ketut Suanti, salah seorang guru di sekolah tersebut.
Sumber: Kabarnusa.com