Seorang istri di Sumatera Utara tega bakar suaminya hidup-hidup. Kejadian nahas itu terjadi setelah keduanya terlibat cekcok karena seekor lembu.
Peristiwa itu terjadi di Desa Suka Jadi, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada Minggu, 16 Agustus 2020 malam itu.
Saat itu, sang istri tega membakar suaminya dengan menyiramkan minyak dan menyulutkan api. Akibatnya, keduanya pun mengalami luka yang serius.
Kejadian itu pun dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Serdang Bedagai, Ajun Komisaris Pandu Winata. Dia menjelelaskan peristiwa itu bermula dari cekcok antara Jumadi (60) dan Murni (50) istrinya di kediaman mereka.
Baca Juga: Seram! Ini Beberapa Hantu yang Sangat Tekenal dari Berbagai Negara, Salah Satunya Indonesia Lho
"Cekcok bermula saat korban Jumadi yang marah lantaran Bima (26) yang adalah anak tirinya, menggeser ternak lembu ke dalam kandang," kata AKP Pandu saat dikonfirmasi Selasa, 18 Agustus 2020.
Ternyata, aksi Bima membuat Jumadi marah dan mengusir Bima dari lokasi kandang lembu mereka. Karena tersinggung atas sikap ayah tirinya, Bima pun mengadu kepada sang ibu.
Setelah menerima laporan dari sang anak, Murni langsung menemui dan menegur Jumadi agar tidak memarahi Bima.
Karena sikap Murni, Jumadi lantas tambah marah hingga terjadi percekcokan antara keduanya.
"Korban Murni sempat marah dan membakar bagian belakang rumah mereka yang dijadikan tempat usaha berjualan tuak. Api cepat dipadamkan oleh warga yang saat itu tengah menikmati minuman tuak," ujarnya.
Baca Juga: Kronologi Gadis di Probolinggo Hidup dari Kematian, Lalu Meninggal Lagi
Tak samapi disitu saja, kekesalan kepada sang suami belum reda, Murni kembali menyiramkan minyak ke tubuh Jumadi yang saat itu tengah duduk di depan rumah mereka.
Tak terima perbuatan sang istri, Jumadi yang terbakar pun langsung memeluk istrinya hingga keduanya terbakar.
Akibat kebakaran itu, lanjut Pandu, Jumadi mengalami luka bakar sekira 80 persen, sedangkan Murni mengalami luka bakar 40 persen.
Kini, keduanya dirawat di Rumah Sakit Melati Kampung Pon.
Sumber: tribun/suara