Cerita Misteri Tanjakan Pengantin di Garut, Benarkah Sering Muncul Wanita Catik Hingga Tidak Boleh Mengucapkan Nama Hewan Sapi?

Cerita Misteri Tanjakan Pengantin di Garut, Benarkah Sering Muncul Wanita Catik Hingga Tidak Boleh Mengucapkan Nama Hewan Sapi?

Ekel Suranta Sembiring
2020-08-17 11:00:00
Cerita Misteri Tanjakan Pengantin di Garut, Benarkah Sering Muncul Wanita Catik Hingga Tidak Boleh Mengucapkan Nama Hewan Sapi?
Tanjakan Pengantin (foto: Google Street View)

Sebuah tanjakan sejauh 700 meter yang memiliki tingkat kemiringan sekitar 45 derajat di jalan raya Pekenjeng Pamulihan, Kampung Cisandaan, Desa Halimun, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, ternyata menyimpan cerita misteri tak biasa. 

Di tanjakan maut yang menghubungkan antara Kecamatan Pamulihan dengan Kecamatan Pekenjeng tersebut ternyata acap terjadi kecalakaan yang anehnya selalu menelan korban para pengantin atau rombongan keluarga pengantin. Tak heran jika masyarakat setempat ataupun pengguna jalan memberi nama tanajakan ini dengan nama "Tanjakan Pengantin".

Baca Juga:

Lama tidak Ditempati, Gedung Kejari di Cilegon ini Menyimpan Cerita Mistis dan Disebut Angker

Cerita Mistis Warga Cilegon Mengaku Melihat Sejumlah Hantu di Rumah Kosong Kompleks Krakatau Steel

Cerita Mistis Asih, Temas Akibat jadi Tumbal Pesugihan oleh Rekan Kerjanya

Kecelakaan yang lagi-lagi menimpa keluarga rombongan pengantin, kian menguguhkan mitos jika tanjakan pengantin memang tidak ramah untuk calon pengantin atau rombongan keluarga pengantin.

"Ini namanya bukan jembatan yah, tapi tanjakan yaitu tanjakan pengantin. Ini memang mitos bukan mitos lagi yah, ini sering kejadian kecelakaan, dimana sering terjadinya para pengantin kalau mau nikah dari arah utara ke arah selatan sering terjadi kecelakaan. Kemarin dari daerah Bandung menuju ke daerah Cimari, kecelakaan terjungkal mobilnya, tapi Alhamdulliah pengantinnya selamat dan tidak ada korban," ungkap Usep Supraedin yang merupakan Kepala Desa Pananjung.

Awalnya tanjakan pengantin bernama tanjakan halimun sesuai dengan lokasinya yang masuk kedalam wilayah Desa Halimun. Namun sebuah kecelakaan maut yang menimpa rombongan pengantin asal Banyumas, Jawa Tengah pada 2013 lalu, yang menyebabkan pasangan pengantin luka parah. Sementara beberapa keluarganya meninggal dunia, menjadikan masyarakat setempat menamai tanjakan maut ini dengan sebutan baru sebagai tanjakan pengantin.

Anehnya setelah dinamai tanjakan pengantin, satu persatu kecelakaan yang melibatkan pengantin atau rombongan keluarga pengantin kian sering terjadi. Dari sinilah keberadaan tanjakan pengantin pun melegenda. Lantas benarkah malam sebelum kecelakaan yang menimpa pengantin atau rombongan pengantin terjadi, biasanya masyarakat setempat diberi pertanda dengan kehadiran sosok wanita misterius dan juga mendengar suara keramaian di sekitar lokasi kecelakaan. 

"Untuk sejarah tanjakan pengantin sih, itu sebenarnya dulunya namanya bukan tanjakan pengantin, tapi dulunya itu tanjakan halimun yang berada di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut Selatan itu sebenarnya awalnya itu namanya tanjakan halimun. Setelah ada beberapa kecelakaan, terjadi kecelakaan dan kebetulan kecelakaan itu adalah yang pengantin atau calon pengantin yang mau berangkat ke arah selatan, maka dinamailah tanjakan pengantin. Kalau menurut masyarakat sudah benar-benar dipercaya masyarakat sebelum terjadi kecelakaan itu ada wanita cantik lewat di jalan terus ada suara-suara ramai di jalan, tapi tidak ada sumber suaranya dari mana  tapi tiba-tiba ada suara aja. Yang sudah banyak orang tahu katanya ada cewek cantik yang lewat di jalan itu, pas di tanjakan itu kalau mau kecelakaan. Besoknya atau seminggu kemudian kalau mau ada kecelakaan itu pasti ada cewek cantik disana," ungkap Ze Permana yang merupakan Sejarawan Garut.

Seiring dengan kecelakaan yang acap menimpa pengantin maupun rombongan keluarga pengantin, mitos untuk menghindari kecelakaan di tanjakan pengantin pun muncul dan berkembang di lingkungan masyarakat setempat. Menurut mitos, untuk menghindari kecelakaan maka baik pengantin pria maupun wanita atau pasangan pengantin yang akan melewati jalan ini harus turun terlebih dahulu dari kendaraan dan melewati tanjakan pengantin dengan berjalan kaki atau menumpang ojek hingga melintasi tanjakan maut tersebut. 

"Jadi mitos keyakinan buat masyarakat yang disana tentunya bahwa kalau pengantin lewat kesana sebelum tanjakan itu, pengantin harus turun. Mobil dulu naik kesana, nanti udah jauh baru naik lagi. Itu dia selamat dengan ada pemahaman yang seperti itu memang disana. Ada satu buah pemahaman pemaham dari yang meraka lakukan, seperti juga ketika lewat dia ngelempar uang misalnya atau apalah sebagai isyarat dengan harapan dia berjalan kesana bisa selamat," kata Memet Rahmat seorang Budayawan Garut.

Selain mitos-mitos yang dipercaya bisa menghindari kecelakaan di lokasi, lalu apa pula hubungan antara larangan penyebutan nama hewan sapi dengan kecelakaan yang acap terjadi di tanjakan pengantin. Benarkah penyebutan nama hewan sapi justru akan memunculkan kehadiran karuhun tanjakan pengantin. Lalu siapakah sang karuhun yang dimaksud?

"Disini ada sejarahnya karuhunnya disinilah yang namanya Prabu Munding Karuna. Makanya nggk mau dibilang namanya, makanya harus dibilang cook kalu disini. Kalau seandainya orang tidak tahu, memang dimaklumkan tapi kalau orang sudah tahu lalu dibiarkan bicara seperti itu, kalau dulu katanya suka turun, suka menemuilah. Kalau tidak menemui, tiba-tiba biar pun lagi panas, tiba-tiba turun hujan deras. Karena itu namanya yang disini. Kalau mau bilang harus cook nggk boleh nama itu. Itu cerita dulu cerita orang tua dulu," ungkap Herman Sutisna yang merupakan anak kuncen tanjakan pengantin.

Diluar beragam misteri yang memayungi keberadaannya, secara fisik konstruksi tanjakan pengantin memang cukup berbahaya, selain membelah bukit lokasinya pun sangat curam dan berada tepat di tepi jurang. Di lokasi ini juga sering turun kabut tebal utamanya di musim penghujan, hingga jarak pandang pengemudi pun sangat terbatas. 

Baca Juga:

Kisah Misteri Rumah Arwah di Tangerang, dari Bekas Pembuangan Air Jenazah hingga Munculnya Sosok Perempuan Berbaju Merah

Cerita Mistis Pedagang Peti Mati di Tangerang, Mengaku Sering Mendengar Suara Ketukan Aneh dari Peti yang Konon Pertanda ada yang Beli

Cerita Mistis Penjaga Bendungan Pintu Air 10 di Banten, Mengaku Sering Melihat 3 Jenis Gaib

Sementara minimnya penerangan jalan kian membuat para pengemudi harus ekstra waspada saat melintasi jalan tersebut.

"Yang sering banyak kecelakaan itu, pertama medan medan. Saya juga mengharapkan pihak atas khususnya ke tingkat provinsi ini menyangkut masalah jalan tolong disana sering banyak sekali kejadian terutama kecelakaan sampai meninggal. Kedua itu faktor utamanya jalan hampir kemiringan 60 derajat, jalannya kalau dilihat later L jadi misalnya kalau dari bawah ada kendaraan motor mau keatas jadi tidak kelihatan. Kemungkinan ada kejadian motor yang kurang hati-hati atau rem blong terus ada dibawahnya motor, akibatnya bisa langsung terjadi kecelakaan," kata Aiptu Kusnadi yang merupakan Kasium Polsek Pamulihan Garut.

Sumber: Silet


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30