Epidemiolog dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyebut pemerintah hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan mumpuni dalam mengendalikan pandemi virus corona (Covid-19).
Menurut Hermawan, sulit untuk memprediksi puncak lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Ia memperkirakan, penambahan kasus akan terus terjadi, bahkan dalam jumlah yang lebih banyak selama tak ada kebijakan yang tegas dari pemerintah.
Baca Juga: Mafindo: 12 Hoaks Corona di Video Youtube Anji dan Hadi
Sebelumnya, kasus positif virus corona di Indonesia secara kumulatif per Senin 3 Agustus 2020 mencapai 113.134 orang. Jumlah itu bertambah 1.679 kasus dari hari sebelumnya.
Dalam tiga hari terakhir sejak awal Agustus, penambahan kasus harian berada di angka rata-rata 1.586 kasus per hari.
Jumlah kasus kumulatif itu kini menjadikan peringkat Indonesia ke posisi delapan tertinggi di Asia atau naik satu peringkat dalam beberapa pekan terakhir berdasarkan situs worldsometers.
Indonesia menyalib Qatar yang sebelumnya berada di posisi kedelapan. Sementara sejumlah negara lain di bawah Indonesia berturut-turut yakni, Qatar, Filipina, Kazakhstan, dan China di posisi 12.
Hermawan memperkirakan Indonesia akan terus mengalami lonjakan yang lebih tinggi, tepatnya di kisaran 2.000-an kasus per hari.
"Kita akan menanti hari-hari bisa jadi jebol dua digit, bisa jadi ke depan akan lebih dari 2.000 terus per hari. Tergantung dari kapasitas testing pemerintah," ujarnya.
Baca Juga: Fakta Terbaru soal YouTuber Prank Daging Kurban Isi Sampah Settingan
"Itu angka positivity rate Indonesia masih di atas 10 persen. Tetapi di DKI bergerak antara 6-7 persen. Kita belum memiliki kendali kebijakan atau prilaku yang betul-betul mumpuni. Sejalan dengan kelonggaran dan aktifitas kerja di mana-mana, jadi angka ini akan naik terus," jelas Hermawan.
Sumber: CNN