Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyinggung Menteri BUMN Erick Thohir yang mengisi jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditunjuk melalui jalur titipan.
Bahkan Adian menduga jumlah orang yang dititipkan itu mencapai 7.200.
"Semuanya titipan. Dari 6.000 sampai 7.200 komisaris dan direksi BUMN itu menurut saya semua titipan," kata Adian seperti yang dikutip melalui laman cnnindonesia di Jakarta, Minggu 26 Juli 2020.
Sayangnya, dia tak mau menjelaskan titipan dari pihak mana orang-orang yang kini duduk di posisi strategis perusahaan pelat merah tersebut.
Baca Juga: Singapura dan Korea Selatan Alami Resesi Ekonomi di Tengah Wabah Corona, Bagaimana Nasib Indonesia?
Adian menjelaskan selama ini perusahaan BUMN tak pernah membuka lowongan atau lelang jabatan untuk posisi direksi dan komisaris. Ia memastikan bahwa orang yang bisa duduk di jabatan tersebut pasti melalui jalur titipan dan dibawa oleh orang tertentu.
"Kalau tidak dititip, bagaimana orang bisa duduk di situ? kalau tidak dibawa, gimana bisa duduk di situ?" papar Adian.
Menurut dia, proses rekrutmen yang transparan sangat penting dilakukan untuk jabatan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah.
Sebab, gaji yang dikeluarkan untuk dua jabatan tersebut berasal dari perusahaan milik negara.
“Lucu dan aneh bagi saya kalau Negara mengeluarkan Rp 3,7 triliun setiap tahun untuk 6.200 orang yang rakyat tidak tahu bagaimana cara rekrutmennya dan dari mana asal usulnya,” kata Adian.
“Kenapa masyarakat umum tidak bisa ikut melamar secara terbuka? apa yang di tutupi? apa yang dirahasiakan? apa yang disembunyikan? kenapa harus tertutup jika bisa terbuka. BUMN itu bukan Badan Intelijen Negara selayaknya CIA atau M16 yang proses rekrutmennya dirahasiakan. Berhentilah bermain-main seolah BUMN itu film mission impossible,” ucap dia.
Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah pernyataan Adian yang menyebut ribuan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah merupakan orang-orang titipan.
Baca Juga: Fakta Paus Biru, Benarkah Lebih Besar dari Dinosaurus dan Pesawat?
Arya menduga Adian tak memahami pola perusahaan dalam mencari komisaris maupun direksi.
Menurutnya, pemilihan petinggi di perusahaan milik negara itu sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi.
"Mungkin karena Adian itu enggak paham sistem di corporate. Kalau dia paham corporate pasti dia paham itu," kata Arya.
Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri. Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.
“Yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang emang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut,” kata Arya.
“Komisaris atau direksinya ya mana pernah terbuka. Jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korprasi,” ucap dia.
Sumber: CNN, Kompas, Tribun