Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) ikut mengecam tindakan diskrimanatif pemerintah Cina terhadap kelompok minoritas. Kecaman NBA tersebut berujung pada pemutusan hubungan dan kerjasam dengan pusat pelatihan basket di Xinjiang, Cina.
Pemutusan hubungan ini berawal dari seorang eksekutif Houston Rockets yang menyatakan dukungan pada gerakan unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong. Hal ini kemudian berujung pada penghentian siaran oleh perusahan penyiaran di Cina. Hal tersebut membuat liga profesional basket AS juga kehilangan pendapatan "ratusan juta dolar".
Baca juga: Gadis di Bawah Umur Diperkosa 7 Pemuda, Polisi: Korban Lemas dan Muntah Darah
Pemutusan hubungan antara NBA dengan Cina termuat dalam surat tertanggal 21 Juli 2020. Surat tersebut merupakan jawaban dari kepada Blackburn terkait keterlibatan NBA di Xinjiang.
Dalam surat terseut menyatakan bahwa NBA sudah tidak lagi terlibat dalam akademi bola basker di Xinjiang. Surat tersebut ditandatangani oleh Wakil Komisioner NBA Mark Tatum dan dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan Blackburn.
Baca juga: Prilly Latuconsina Blak-blakan soal Keperawanannya
"NBA sudah tidak terlibat dalam akademi bola basket Xinjiang selama lebih dari satu tahun, dan hubungan telah diputus," tulis Tatumyang dibenarkan oleh seorang pejabat NBA.
Cina memang tengah menjadi sorotan dunia internasional terkait beberapa isu kemanusian. Yang cukup menyita perhatian adalah terkait tindakan diskriminatif kepada satu juta etnis Uighur dan suku minoritas lainnya yang sebagian besar warga Muslim etnis Turki, digiring ke kamp-kamp interniran Xinjiang untuk menjalani indoktrinasi politik.
sumber: Antara