Kebenaran Foto Jenazah Covid-19 Berbalut Plastik yang Viral di Media Sosial

Kebenaran Foto Jenazah Covid-19 Berbalut Plastik yang Viral di Media Sosial

Dedi Sutiadi
2020-07-20 19:27:33
Kebenaran Foto Jenazah Covid-19 Berbalut Plastik yang Viral di Media Sosial
Foto Joshua Irwandi tentang Jenazah Covid-19. (Foto: Istimewa)

Dokter Tifa melalui akun facebooknya meragukan kebenaran foto jenazah covid-19 yang diambil seorang fotografer bernama Joshua Irwandi. Menurutnya banyak kejanggalan dari foto tersebut, mulai dari tempat pemotretan, wrapping yang membalut, hingga posisi tangan jenazah. 

Lewat akun facebooknya bernama Tifauzia Tyassuma, dokter Tifa berusaha mengkonfirmasi kebenaran foto tersebut kepada rekan sejawatnya yang menjabat sebagai direktur rumah sakit. Hal itu dilakukanya untuk memastikan akan kebenaran foto yang tengah hangat diperbincangkan di jagat media sosial tersebut. 

"Saya telah menghubungi beberapa Sejawat Direktur Rumah Sakit besar, untuk mengonfirmasi apakah pemotretan ini benar terjadi di salah satu Rumah Sakit di Indonesia. Apakah sepengetahuan mereka, atau salah satu kamar disewakan untuk pemotretan dengan tanpa sepengetahuan pihak Rumah Sakit", tulis dokter Tifa di akun faceboknya pada Senin 20 Juli 2020. 

Baca juga: PFI Tuding Anji Buat Opini Sepihak, Soal Foto Jasad Pasien Covid19 Terbungkus Plastik

Menurutnya banyak terjadi kesalahan pada foto tersebut. Kesalahan utama adalah pada prosedur pulasara jenazah covid-19. "Karena jelas, terjadi banyak sekali kesalahan Prosedur Pulasara Jenazah COVID19 kalau hasilnya demikian", lanjut dokter Tifa. 

Setidaknya ada lima alasan mengapa dokter Tifa meragukan kebenaran foto karya fotografer Joshua Irwandi, yang dimuat di majalah Natgeo. Lima ulsan tersebut dirujukan dokter tifa pada fakta, prsedur dan prtokol yang telah ditetapakan. 

Baca juga: Viral! Foto Jokowi Jadi Panitia Seminar, Sri Mulyani Narasumbernya Beredar di Internet

"Satu. Pulasara jenazah dilakukan sesuai dengan Protokol COVID19 yang sudah diatur Kemenkes-Kemenag-MUI, bagai jenazah beragama Islam maupun yang lain."

"Dua.Pulasara jenazah dilakukan di Kamar Jenazah, dengan ditangani oleh Petugas Kamar Jenazah yang sudah terlatih. Jenazah didesinfektan, disucikan dengan tayammum dibungkus dengan plastik sebagai kain kafan, yang jumlah dan tatacara pembungkusan jekazah seperti tatacara Muslim, kemudian dimasukkan ke dalam peti mati kayu. Kemudian disholatkan. Selanjutnya langsung diberangkatkan menuju Pemakaman. Semua dilakukan dalam waktu 4 jam."

"Tiga. Tidak ada jenazah dibungkus dengan wrapping seperti foto di atas. Kemudian dilakukan di kamar perawatan. Diletakkan di kamar perawatan dengan linen sprei dan kondisi kamar perawatan biasa bukan kamar isolasi."

"Empat. Posisi tangan jenazah dalam posisi lurus. Semua jenazah semua agama posisi tangan sedekap. Jadi ini jelas foto rekayasa dan barangkali menggunakan manekin bukan manusia. Sebab kalau manusia maka alangkah kejamnya sesi pemotretan ini."

"Lima. Hasil foto sedemikian dramatis pasti dilakukan bukan hanya fotografer seorang diri dan pasti dilakukan oleh Tim. Setting di kamar perawatan Rumah Sakit ini juga patut dipertanyakan. Ada detail yang keliru secara fatal, yaitu Rumah Sakit sekarang tidak lagi menggunakan Tensimeter air raksa, seperti yang tertempel di tembok." Tulis dokter Tifa  

Dokter Tifa lantas menialai bahawa apa yang dilakukan oleh majalah National Geographic sungguh tidak elok. Apalagi jika yang dikejar adalah soal omset yang pendapatan. "Apa motif dari National Geographic Selain sekedar upaya menaikkan omzet?"

Sebab itu dirinya mendoronga pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan untuk mengusut tuntas soal kebenaran foto tersebut. Hal itu patut dilakukan sebab jelas-jelas disebutkan foto tersebut terjadi di Indonesia. 

"Karena jelas tertulis kejadian di Indonesia, apakah tidak ada satupun pihak Kemenkes RI yang berupaya mengklarifikasi kepada Natgeo. Sehingga apabila benar ini terjadi maka Kemkes RI harus melakukan investigasi pihak Rumah Sakit mana tempat pemotretan ini berlangsung bisa ditindak karena telah menyalahi protokol pemulasaraan jenazah sesuai peraturan yang telah ditetapkan", tulis dokter Tifa. 


Sumber: Facbeook Tifauzia Tyassuma (Dr Tifa)


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30