Hutan Ketonggo di Ngawi ini Disebut Hutan Angker dan Sering Terdengar Suara Tapi Tak Ada Wujud

Hutan Ketonggo di Ngawi ini Disebut Hutan Angker dan Sering Terdengar Suara Tapi Tak Ada Wujud

Ekel Suranta Sembiring
2020-07-19 11:06:47
Hutan Ketonggo di Ngawi ini Disebut Hutan Angker dan Sering Terdengar Suara Tapi Tak Ada Wujud
Hutan Ketonggo (foto: wingit)

Hutan Ketonggo atau Alas Ketonggo merupakan sebuah hutan yang berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi , Jawa Timur. Hutan yang berjarak 12 kilometer dari Kota Ngawi ini memiliki luah  4.846 meter persegi.

Alas Ketonggo mempunyai arti tersendiri. Alas berarti hutan, Ketonggo berasal dari kata katon (terlihat) dan onggo (makhluk halus) atau makhluk halus atau kehidupan yang halus yang katon atau kelihatan.

Baca Juga:

Merinding! Kisah Misteri Rumah Darmo di Surabaya yang Pemiliknya Lakukan Pesugihan Hingga Sering Terdebgar Suara Tangisan

Benteng Pendem di Ngawi, Menyipan Misteri dari Penampakan Gaib Rombongan Tentara Belanda Hingga Dihuni Ular Berkepala Manusia

Salah Satu Desa di Jawa Timur ini Pernah Tak Boleh Ditinggali Pria, Ini Penyebabnya

Alas Ketonggo punya hubungan erat dengan Alas Purwo di Banyuwangi,  Alas Purwo dijuluki sebagai bapak, dan Alas Ketonggo sebagai ibu. Warga sekitar mempercayai Alas Ketonggo sebagai pusat keraton lelembut. Di Alas Ketonggo terdapat lebih dari 54 tempat pertapaan.

Tapi, hanya ada 10 tempat yang paling sering digunakan untuk melakukan ritual, antara lain Palenggahan Agung Srigati, Phunden Watu Dakon, Punden Tugu Mas, Umbul Jambe, Phunden Siti Hinggil, Kali Tempur Sedalem, Batok Bolu, Watu Legok, Kori Gapit, dan Pelenggahan Soekarno.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, alas Ketonggo merupakan hutan yang angker di tanah Jawa. Salah satu warga yang bermukim di pinggir hutan bernama Waliman mengatakan, sering terdengar suara, tetapi tak ada wujudnya dan kilatan cahaya aneh berwarna-warni yang berasal dari atas pohon.

Pada hari-hari tertentu, seperti malam Selasa Kliwon, Selasa Legi, Jumat Kliwon, dan Jumat Legi, serta pada Bulan Sura dalam kalender Jawa, ribuan masyarakat Jawa maupun dari luar Jawa mendatangi palenggahan untuk tirakat sekaligus berdoa. Acara ritual yang dilakukan para peziarah dimulai tengah malam sampai waktu Subuh.

Di hutan Ketonggo terdapat palenggahan Srigati. Ini merupakan objek wisata spiritual yang menurut penduduk setempat adalah pusat keraton lelembut. Di lokasi ini terdapat petilasan Raja Brawijaya.

Pada hari-hari tertentu di Bulan Sura, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi para peziarah untuk melakukan ritual. Tanggal 14-15 Sura dilakukan upacara tahunan yang disebut Ganti Langse. 

Memasuki alas Ketonggo, para peziarah dapat melihat Palenggahan Agung Srigati, berupa sebuah bangunan rumah kecil berukuran sekitar 4 kali 3 meter. Di dalamnya terdapat gundukan tanah, yang dari hari ke hari dikabarkan seperti hidup. Ukuran gundukan tanah itu, semakin lama semakin tinggi dan melebar.

Namun, tidak ada yang dapat mengetahui kenapa gundukan tanah itu seperti hidup dan terus membesar tanpa ada apa pun di dalamnya.

Baca Juga: 

Goa Margo Tresno di Nganjuk ini Sering Dikunjungi Wisatawan dan Memiliki Mitos Unik Dipercaya Warga Setempat

Gua Unengan di Mojokerto ini Diyakini Dihuni Makhluk Astral dan Sarang Ular Piton

Mitos Dua Naga Penunggu Telaga Sarangan, Pasangan Tak Ikuti Aturan Bisa Bercerai

Dinding rumah itu dikitari kain putih panjang. Seperti tempat sakral pada umumnya, Pesanggrahan Srigati pekat dengan bau dupa. Di sekitar tanah, yang terlindung atap rumah itu, juga berserakan bunga tabur yang selalu disebarkan para peziarah.

Sebelumnya, alas Ketonggo akan dijadikan wisata spiritual di Kota Ngawi oleh pemerintah pusat dan Perhutani, tetapi belum diperbolehkan karena dipercaya masih angker.

Sumber: viva.co.id


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30