Kabid Kebudayaan Disbudpar Lamongan Mifta Alamuddin mengakui adanya mitos tersebut. Namun menurutnya, mitos ini berhenti menjadi cerita tutur di masyarakat dan sudah banyak yang tak mempercayainya.
Udin menyebut, banyak teman-temannya yang kini beristri atau bersuamikan orang Kediri dan tidak terjadi apa-apa. Menurutnya, mitos atau larangan menikah antara orang Lamongan dengan Kediri sudah luntur.
Salah seorang pemerhati sejarah Lamongan M Navis menuturkan, dulu Adipati Kediri mempunyai dua putri kembar, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi. Sang Adipati menerima kabar kalau Adipati Lamongan saat itu Raden Panji Puspokusumo, yang keturunan Raja Majapahit ke-14 Hayam Wuruk, juga memiliki 2 orang putra kembar. Yakni Panji Laras dan Panji Liris.
Adipati Kediri kemudian ingin menjadi besan Adipati Lamongan. Merasa bingung dengan lamaran Adipati Kediri, Adipati Lamongan mengajukan beberapa syarat.
Yaitu Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi harus mau memeluk Islam. Mempelai perempuan harus yang melamar pihak pria dan mempelai perempuan harus datang ke Lamongan membawa hadiah berupa gentong air dan alas tikar yang terbuat dari batu.
Cerita ini juga mitos tentang tradisi perempuan melamar laki-laki muncul di Lamongan. Adipati Kediri, lanjut Navis, bersedia memenuhi semua persyaratan yang diajukan
Andansari-Andanwangi berangkat ke Lamongan diiringi rombongan besar. Panji Laras dan Panji Liris diminta Raden Panji Puspokusumo menjemput iring-iringan tersebut di tapal batas Lamongan dengan ditemani Patih Lamongan, Ki Patih Mbah Sabilan.
Saat itu Lamongan sedang mengalami Banjir akibat meluapnya Kali Lamong. Sehingga Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi terpaksa mengangkat kainnya sampai paha agar kainnya tidak basah.
Akibatnya Panji Laras dan Panji Liris bisa melihat kaki Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi ternyata berbulu lebat. Sehingga Panji Laras dan Panji Liris menolak menikahi mereka serta meminta rencana pernikahannya dibatalkan.
Mendengar lamaran dibatalkan, Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi merasa terhina dan malu. Mereka bunuh diri di hadapan Panji Laras dan Panji Liris.
Melihat junjungan mereka dihina dan dipermalukan hingga bunuh diri, orang-orang Kediri menjadi marah dan ingin membunuh Panji Laras dan Panji Liris. Perang di antara kedua pihak tak dapat dihindari. Hingga berujung terbunuhnya Panji Laras, Panji Liris dan Ki Patih Mbah Sabilan serta Adipati Lamongan Raden Panji Puspokusumo.
Sebelum gugur, Adipati Lamongan Raden Panji Puspokusumo berpesan agar anak cucunya tidak ada yang menikah dengan orang Kediri dan itulah yang melatari mitos larangan orang Lamongan menikah dengan orang Kediri.