Ini Target Jokowi Selanjutnya Setelah Indonesia Naik Kelas Versi Bank Dunia

Ini Target Jokowi Selanjutnya Setelah Indonesia Naik Kelas Versi Bank Dunia

Ahmad
2020-07-05 13:46:50
Ini Target Jokowi Selanjutnya Setelah Indonesia Naik Kelas Versi Bank Dunia
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik laporan Bank Dunia yang menunjukkan Indonesia telah naik kelas dari sisi pendapatan perkapita. 

Selanjutnya, Jokowi menargetkan Indonesia bisa keluar dari jebakan negara kelas menengah.

Pada 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia mengumumkan bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita Indonesia naik dari posisi sebelumnya $3.840 menjadi $4.050. 

Dengan demikian, Indonesia kini dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah atas (upper middle income country) dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah (lower middle income country).

Baca Juga: Butuh Uang Buat Modal Usaha di Tengah Pandemi? Begini Caranya

"Capaian ini patut kita syukuri bahwa kita berjalan ke arah yang benar, bahwa kita harus terus melangkah maju menuju ke negara berpenghasilan tinggi. Dengan mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Jokowi dilansir dari laman resmi Presiden RI, Minggu 5 Juli 2020.

Meski demikian, Jokowi memandang menjadi negara berpenghasilan tinggi bukanlah hal yang mudah. 

Banyak negara-negara dunia ketiga yang sudah puluhan tahun bahkan mendekati satu abad hanya berhenti sebagai negara berpenghasilan menengah, atau terjebak pada middle income trap.

"Itulah yang tidak kita inginkan. Pertanyaannya, apakah kita mempunyai peluang untuk keluar dari middle income trap? Saya jawab tegas, kita punya potensi besar. Kita punya peluang besar untuk melewati middle income trap. Kita punya peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi," tegasnya.

Untuk mencapai hal tersebut tentu dibutuhkan prasyarat. Beberapa di antaranya yaitu infrastruktur yang efisien yang mulai dibangun oleh pemerintah, dan cara kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil. Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul, produktif, inovatif, dan kompetitif.

Baca Juga: Wow! Youtuber Cilik Ini Beli Toyota Vellfire di Usia 12 Tahun

"Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mencetak generasi muda yang produktif dan kompetitif yang selalu berjuang untuk kemanusiaan dan untuk kemajuan Indonesia," imbuhnya.

Tugas mulia pendidikan tinggi tersebut tentu tidak bisa dilakukan dengan cara yang biasa-biasa saja. Menurut Jokowi, sudah sepatutnya dunia pendidikan tinggi mengembangkan cara dan strategi baru yang smart-short-cut dan out of the box, sehingga tidak hanya disibukkan dengan urusan administrasi semata.

Jokowi menyadari permasalahan pendidikan tinggi sangat kompleks. Ribuan anggota FRI juga memiliki kemampuan yang bervariasi, dari yang sudah berkompetisi di tingkat dunia, hingga yang masih berjuang dengan masalah kekurangan dosen, perpustakaan tidak layak, dan kelas yang tidak memadai. Justru karena itulah, Presiden berpandangan bahwa cara-cara yang luar biasa harus terus dikembangkan.

"Kuliah daring yang selama ini sangat lamban dijalankan sekarang sangat berkembang. Kuliah daring telah menjadi new normal bahkan menjadi next normal. Dan saya yakin akan tumbuh normalitas-normalitas baru yang lebih inovatif dan lebih produktif," tutupnya.


Share :

HEADLINE  

Prabowo, Titiek dan Didit : Maaf Lahir dan Batin

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 10:00:00


Prabowo dan Gibran Akan Salat ID di Masjid Istiqlal

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 01:00:00


Azizah-Arhan Nonton Timnas Indonesia, Andre Rosiade Dikerjai

 by Dimarirenal

March 26, 2025 15:10:00