Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur sejak Rabu, 24 Juni 2020. Saat kunjungan kerja itu,Terawan terus mengupayakan berbagai cara untuk menangani penyebaran COVID-19 di Jawa Timur.
"Saya selaku Menteri Kesehatan akan segera mendorong kebutuhan dokter umum maupun perawat 88 orang dan dokter umum 58 orang. Gelombang pertama yang kami dorong adalah dokter, kemudian baru perawat," ujar dia, Rabu 24 Juni 2020.
Baca Juga: Jokowi Sebut Banyuwangi Paling Siap Menuju New Normal, Ini Alasannya
Terawan menyampaikan, bantuan tenaga medis ini diberikan atas permintaan dari Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi, karena banyak yang kewalahan akibat jumlah pasien terpapar COVID-19 sangat banyak setiap hari. Bahkan, tak sedikit pasien COVID-19 yang tidak mendapat kamar karena telah terisi penuh.
"Ini akan segera kami dorong agar RSUD Dr Soetomo bisa lebih ringan. Kami ingin relaksasi terjadi dan kita sudah buat protokol supaya relawan tidak positif," ujar dia.
Dia menuturkan, protokol ini menjadi perhatian dalam mengantisipasi terjadi penyebaran virus terhadap para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan pasien COVID-19.
Sebelumnya, Direktur Utama RSUD dr Soetomo, dr Joni Wahyuhadi menuturkan, kamar untuk pasien COVID-19 sudah penuh.
Terawan juga mengatakan, dalam upaya memutus mata rantai penularan COVID-19, kuncinya adalah pencegahan.
Pencegahan tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, baik di lingkungan tempat tinggal, di lingkungan kerja, dan sebagainya.
Terawan juga mendorong agar penerapan protokol kesehatan bisa menjadi budaya di tengah masyarakat.
"Kita bersama-sama bekerja keras dan terus berkomunikasi antara daerah dengan pusat. Sehingga kami tahu apa kesulitannya sehingga tidak salah dalam penerapannya. Itulah yang paling penting supaya sinkronisasi semua hal yang kita rencanakan cocok dengan kebutuhan dan keperluan daerah," ujar dia.
Terawan juga menyatakan akan berusaha mengurai masalah yang menyebabkan penambahan harian pasien COVID-19 di Jawa Timur terus tinggi.
"Saya akan mengurai apa pokok persoalannya. Kalau karena protokol kesehatan, ya protokol kesehatannya harus terus didisiplinkan. Supaya bisa mengurangi angka tertular," tutur dia.
Selain itu, Terawan juga minta penanganan pasien COVID-19 gejala berat dan yang ringan supaya dipisahkan.
"Supaya rumah sakit bisa konsentrasi pada pasien-pasien yang penyakit berat. Kalau yang ringan cukup di rumah sakit lapangan," tutur dia.
Baca Juga: Waduh, Akibat Corona Bulog Tunda Ekspor 100 Ribu Ton Beras ke Saudi
Terawan menuturkan, bagi pasien yang tidak memiliki gejala sama sekali lakukan isolasi mandiri saja. Ia menegaskan, pemisahan tersebut perlu dilakukan agar rumah sakit rujukan tidak kelebihan kapasitas.
"Konsentrasi pada pasien-pasien yang penyakit berat, sehingga lebih banyak yang bisa diselamatkan. Sehingga kasus di Surabaya ini bisa mereda, bisa turun, dan terutama kasus kematiannya bisa turun, bahkan kalau bisa zero," tutur dia.