Catat, Biaya Haji dan Umrah Bakal Naik hingga 50 Persen saat Pandemi

Catat, Biaya Haji dan Umrah Bakal Naik hingga 50 Persen saat Pandemi

Ahmad
2020-06-14 12:30:00
Catat, Biaya Haji dan Umrah Bakal Naik hingga 50 Persen saat Pandemi
Biaya Haji dan Umrah Bakal Naik hingga 50 Persen saat Pandemi. Foto: AFP

Pengusaha biro perjalanan memperkirakan biaya haji dan umrah akan meningkat sekitar 25 persen sampai 50 persen dari tarif normal usai ditutup sementara oleh pemerintah Arab Saudi.

Lebih lanjut, Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sepuh) Syam Resfiadi memperkirakan biaya haji dan umrah akan naik sekitar 35 persen sampai 50 persen dari tarif normal. 

Baca Juga: Begini Syarat Beli Tiket Kereta Jarak Jauh saat New Normal

Peningkatan biaya utamanya berasal dari pengeluaran harga tiket perjalanan dari Jakarta ke Jeddah dan sebaliknya.

"Tiket Jakarta-Jeddah dan Jeddah-Jakarta akan dibatasi (sehingga harga naik), juga karena kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) kurang lebih 15 persen," ucap Syam, 13 Juni 2020.

Selain harga tiket, pemilik PT Patuna Mekar Jaya (Patuna Travel) itu memperkirakan kenaikan biaya penjalanan ibadah haji dan umrah juga akan berasal dari biaya akomodasi. 

Misalnya, harga hotel serta sewa tenda di Arafah dan Mina yang meningkat hampir 50 persen.

Menurut Syam, kenaikan harga perjalanan ibadah tentu akan menggerus daya beli masyarakat, sehingga jemaah yang berangkat haji dan umrah kemungkinan akan berkurang bila sudah dibuka nanti. Namun, kenaikan memang mau tidak mau harus dilakukan karena kondisi new normal pandemi virus corona atau Covid-19 memang membuat semua komponen pengeluaran meningkat.

"Insya Allah besar sih tidak (penurunan minat), mungkin tetap ada permintaan dari kalangan menengah dan menengah atas. Protes pun pasti ada," tuturnya.

Sebagai solusi, Syam mengatakan para agen perjalanan ibadah haji dan umrah kemungkinan akan memotong margin keuntungan mereka hingga 50 persen. Tujuannya, agar permintaan tetap tinggi.

"Kami akan potong margin sehingga tidak sebesar masa normal. Misalnya margin US$200 menjadi US$100 saja atau US$100 menjadi US$50 saja," katanya.

Cara lain, sambungnya, dengan membuat paket keluarga. Sebab, aturan jaga jarak dirasa lebih leluasa untuk keluarga.

"Dengan begitu kami insya Allah berharap volume bertambah agar daya beli konsumen mampu membelinya," terangnya.

Pemotongan margin keuntungan tentu akan berimbas pada bisnis perjalanan ibadah haji dan umrah. Dampaknya pun tidak hanya kepada kelangsungan operasional, namun juga karyawan agen perjalanan ibadah.

Namun, Syam memastikan para agen perjalanan akan sebisa mungkin menyiasati agar karyawan tetap bisa bekerja dan menerima hak mereka. 

"Sekarang (ada yang) dirumahkan dengan potongan gaji. Jika sudah berjalan akan kami panggil sesuai kebutuhan saja sampai normal kembali semuanya kami pekerjakan lagi," ujarnya.

Baca Juga: Jelang New Normal, Harga Tiket Kereta Bakal Naik

Senada, Sekretaris Jenderal Kesatuan Tour Travel Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif memperkirakan biaya perjalanan ibadah akan naik minimal 30 persen dari tarif normal saat ini. Kenaikan biaya berasal dari hotel, bus, katering, tiket pesawat, dan lainnya masing-masing sekitar 20 persen.

"Tren haji dan umrah ke depan di era new normal adalah mahal. Praktis jumlah jemaah trennya bakal menurun cukup signifikan, pasar umrah minimal turun 20 persen," kata Artha.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30