Suku Kajang merupakan salah satu suku yang cukup dikenal di dunia. Selain kekuatan mistis yang dimilikinya, suku ini juga memiliki ragam budaya yang unik.
Di antaranya, ritual memberi makan bayangan. Bagi masyarakat Kajang, ritual penolak bala tersebut dilakukan setiap tahun, tetapi pelaksanaannya tertutup, berbeda dengan ritual menguji kejujuran yang disebut ritual attunu panrolik yang memang digelar di area umum dan disaksikan seluruh warga Kajang.
Tujuan digelarnya ritual ini adalah untuk kemudahan dalam mencari rezeki bagi pelaksana ritual.
Baca Juga: Misteri Wentira di Sulawesi Tengah yang Dipercaya Masyarakat Sebagai Kota Gaib Tempat Pemukiman Jin
Ritual sakral warisan leluhur suku Kajang itu, digelar pada Jumat malam. Anggota keluarga yang menggelar ritual menyiapkan lilin merah serta beberapa macam makanan yang terdiri dari pisang raja, nasi putih, nasi ketan tiga warna, dan dua ekor ayam bagi yang sudah berumah tangga dan seekor ayam bagi yang belum berumah tangga.
Saat ritual diadakan, tak ada sedikit pun cahaya yang berasal dari listrik. Hanya cahaya dari sebuah lilin merah yang dibakar bersama buah kemiri.
Sanro (dukun) membakar lilin bersama buah kemiri. Lalu diletakkan di hadapan anggota keluarga yang mengikuti ritual. Di situlah bayangan akan tampak di permukaan dinding rumah.
Satu per satu anggota keluarga yang mengikuti ritual nganre sassang akan mendapat giliran maju ke hadapan dukun kampung Tana Toa Kajang.
Kemudian dukun tersebut meniup ubun-ubun anggota keluarga yang mengikuti ritual tersebut sambil membaca jampi-jampi berlogat Kajang.
Dalam prosesi peniupan ubun-ubun peserta ritual yang dilakukan oleh dukun, tak hanya dua bayangan peserta ritual yang muncul pada permukaan tembok, tetapi terkadang muncul satu bayangan dengan wujud berantakan.
Baca Juga: Wow! Inilah 5 Gua Purba dengan Lukisan Cantik di Dalamnya yang Terdapat di Indonesia
Ritual tolak bala nganre sassang tersebut wajib mengikuti syarat utama. Selain membakar lilin merah bersama buah kemiri, ayam kampung yang disediakan oleh peserta ritual disembelih terlebih dahulu, lalu seluruh isi dalam perut ayam itu dikeluarkan.
Bagian kepala dan kaki ayam kampung tersebut juga dibuang. Ayam kampung yang sudah dibersihkan itu, selanjutnya dimasak bersama rempah-rempah seperti membuat opor ayam.