Mengnali Jenis Hadis agar Terhindar dari Hadis Palsu

Mengnali Jenis Hadis agar Terhindar dari Hadis Palsu

Dedi Sutiadi
2020-05-31 06:14:58
Mengnali Jenis Hadis agar Terhindar dari Hadis Palsu
Ilustrasi Hadis. (Foto: Istimewa)

Hadis merupakan perkataan, perbuatan, dan ketetapan Rasululullah SAW. Selain al-Quran Hadis menjadi salah satu tuntunan umat Islam dalam berislam. Hadis menjadi sumber ketetapan hukum setelah al-Quran. Melihat pentingnya peran hadis maka perlu untuk kita tahu jenis-jenis hadis agar terhindar dari kekeliruan sebab hadis yang tidak benar atau palsu. 

Adapun jenis-jenis hadis telah disusun oleh para ulama dalam beberapa kriteria. Jenis-jenis hadis yang penting dipahami adalah jenis hadis berasal dari keasliannya. Klasifikasi tingkat keaslian hadis adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadis tersebut. 

Baca juga: Ini Niat dan Tata Cara Sholat Tahajud

Dengan mengethui jenis-jenis hadis berdasarkan keasliannya, seseorang bisa mengetahui akan kekuatan kebenaran hadis tersebut. Hal tersebut penting untuk terhindar dari jenis hadis yang bisa menyesatkan dan menjerumuskan. Berikut jenis-jenis hadis berdasarkan keasliannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber. 

HADIS SAHIH

Hadis Sahih merupakan jenis hadis dengan tingkatan tertinggi penerimaannya. Sebuah hadis diklasifikasikan sebagai sahih jika memenuhi kriteria: 

-Sanadnya bersambung yang artinya diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.

-Pada saat menerima hadis, masing-masing rawi telah cukup umur (baligh) dan beragama Islam.

-Matannya tidak bertentangan serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan hadis.

Hadis Sahih terbagi menjadi dua yaitu: Sahih Lizatihi, yakni hadis yang sahih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lain dan Sahih Lighairihi, yakni hadis yang sahihnya kerana diperkuat dengan keterangan lain.

Baca juga: Puasa Senin Kamis, Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya

HADIS HASAN

Hadis Hasan merupakan hadis yang sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit kelemahan pada rawi(-rawi)nya. Misalnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya. Namun matannya tidak syadz atau cacat.

Menurut Imam Tirmidzi, hadits Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan dengan hadits lain dan Al-Qur'an dan informasinya kabur, serta memiliki lebih dari satu Sanad.

Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada kedhabithannya. Jika hadits Shahih tingkat dhabithnya harus tinggi, maka hadits hasan tingkat kedhabithannya berada dibawahnya.

HADIS DOIF

Hadis Dhaif merupakan hadis yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’ atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau cacat. Hadis ini adalah kategori hadis yang tertolak dan tidak dapat dinyatakan kebenarannya berasal dari perkataan atau perbuatan Nabi.

Hadis Dhaif termasuk kategori hadis lemah karena terputusnya rantai periwayatan (sanad) dan adanya kelemahan pada seorang atau beberapa orang penyampai riwayat (perawi) hadis tersebut.


Share :