Ini Fakta-fakta Menarik di Balik Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan

Ini Fakta-fakta Menarik di Balik Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan

Ekel Suranta Sembiring
2020-05-25 11:28:53
Ini Fakta-fakta Menarik di Balik Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan
Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan (foto: bisniswisata.co.id)

Di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh terdapat sebuah tapak kaki yang tidak seperti biasanya. Bisa Dikatakan tapak kaki itu, tapak kaki terbesar di dunia dengan ukuran lebar 2,5 meter dan panjang 6 meter.

Sepanjang perjalanan mata akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang begitu indah dengan beberapa kapal nelayan yang melaut serta kapal besar pengangkut semen yang parkir di pelabuhan. Di ujung jalan setapak ini akan ada sebuah gazebo, sejenak anda dapat melepas lelah di sini sambil menikmati hembusan angin laut serta suara ombak.

Namun, di balik keindahan pemandangan alam laut dan melegendanya tapak raksasa itu, ada beberapa fakta menarik yang patut ditelisik.

1. Tapak raksasa digunakan sebagai nama kota

Acap kali nama suatu tempat tak lekang dari cerita rakyat, seperti Surabaya, Minangkabau, Danau Toba dan tempat-tempat lain. Begitu juga dengan kehadiran tapak kaki berukuran jumbo ini yang kemudian diadopsi menjadi nama kota yang sekaligus merupakan ibu kota kabupaten Aceh Selatan yaitu Tapaktuan.

Tapaktuan terdiri dari dua suku kata (dalam penulisan Tapaktuan secara resmi memang digabungkan) yaitu Tapak dan Tuan, yang berarti tapak kaki yang dimiliki oleh seseorang yang disebut Tuan.

2. Inilah makam Tuan Tapa, sang pemilik tapak raksasa


Makam Tuan Tapa (foto: Facebook/Mencintai Islam)

Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat tapak kaki raksasa ini adalah milik seorang pertapa di zaman dahulu kala. Konon sang pertapa memiliki tubuh besar (sebagaimana kepercayaan bahwa manusia zaman dahulu berukuran lebih besar dibanding manusia sekarang). Karena tidak ada yang tahu namanya, makanya sang pertapa dipanggil dengan sebutan Tuan Tapa.

Baca Juga: Wow! Ada Tapak Kaki Raksasa di Aceh Selatan, Begini Ceritanya

Lokasi tempat Tuan Tapa bertapa berada pada sebuah gua yang disebut Gua Kalam, terletak pada di kaki pegunungan di desa Jambu Apha. Kamu juga dapat mengunjungi kuburan Tuan Tapa di Gampong Padang, tepatnya di sebelah Mesjid Tuo, di depan MIN (Madrasah Ibtidaiyah). Kuburan ini memiliki lebar 2 meter dan panjang 15 meter yang dipagari dengan pagar beton.

3. Mitos yang berkembang di masyarakat, pengunjung wisata Tapak Tuan Tapa dilarang terlalu bergembira atau berkata kotor

Setiap peninggalan sejarah yang terbilang unik, pada umumnya memiliki mitos tersendiri dalam pandangan masyarakat. Entah darimana asal usulnya, tapi yang jelas mitos ini seolah membuktikan kebenarannya. Maka tidak salah jika kepercayaan ini tetap berkembang sampai saat ini.

Untuk wisata tapak sendiri juga memiliki mitos, yaitu peraturan yang harus Anda patuhi saat berkunjung kesana. Peraturannya sederhana, yaitu tidak boleh terlalu girang, takabur, berkata kotor dan melakukan perbuatan yang tidak senonoh. Jika melanggar maka siap-siaplah ombak akan menyeret dan menenggelamkanmu. Inilah yang tidak jarang dijadikan alasan saat ada korban yang terseret ombak di sana.

Pada dasarnya setiap peraturan di tempat wisata tertentu adalah agar etika pengunjung terjaga, jadi tidak ada ruginya jika dipatuhi. Dan yang tidak kalah penting adalah perilaku kita yang tetap menjaga keindahan alam yang telah Tuhan ciptakan, agar tetap bertahan melebihi umur manusia.

4. Darul Qutni, penulis lagenda Tapaktuan meninggal di tapak tersebut

Aceh Selatan atau Aceh pada umumnya kehilangan salah seorang putra terbaik. Beliau adalah Darul Qutni, seorang penulis kenamaan yang juga telah menuliskan buku Legenda Tapaktuan.

Baca Juga: Berikut Negara di Dunia yang Merayakan Idul Fitri Lebih Dahulu dan Terakhir

Di buku inilah kisah Tuan Tapa dan dua ekor Naga yang memelihara anak manusia diceritakan dengan sangat menarik. Melalui cerita ini juga beberapa nama tempat atau daerah di Aceh Selatan diuraikan berdasarkan kisah hidup Tuan Tapa, Naga dan Sang Putri.

Almarhum meninggal karena diseret ombak pada saat melakukan shooting acara salah satu TV swasta dari Medan pada tapak sang Tuan Tapa.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30