Mendengar kata Sungkeman memang tidak asing lagi di telinga kita, apalagi bagi orang suku Jawa. Sungkeman banyak dipakai saat acara-acara tradisi Jawa. Salah satunya saat Lebaran Idul Fitri.
Sungkeman yang dimaksut adalah cara untuk meminta maaf dari anak kepada orang tua. Biasanya sang anak akan berlutut dihadapan orang tuanya sambil mengatakan permohonan maaf dengan nada pelan atau lirih dalam bahasa Jawa. Kata maaf tersebut kurang lebih seperti berikut:
"Bapak/Ibu ngaturaken sugeng riyadi. Nyuwun pangapunten sadaya kelepatan sangkeng putro ne panjenengan niki."
Artinya kurang lebih "Bapak/Ibu selamat hari raya Idul Fitri. Minta maaf atas segala kesalahan entah disengaja maupun tidak disengaja dari anakmu ini.
Setelah sang anak mengucapkan kalimat tersebut, Orang tua akan membalas dengan mengelus-elus (mengusap) rambut sang anak dan mengatakan:
"Tak apura kabeh kaluputanmu. Sauga bapak/ibu sing tuwo yo akeh lupute, diapura. Mugo-mugo dadiyo putro sing mikul duwur mendem jeru.."
Arti mudahnya dalam bahasa Indonesia "Saya maafkan semua kesalahanmu. Bapak/ibu yang sudah tua ya banyak salahnya, dimaafkan. Semoga menjadi anak yang bisa mengangkat tinggi derajat orang tua dan mengubur dalam-dalam kejelekan orang tua."