Idul Fitri selalu hadir sebagai penutup ibadah puasa Ramadan setiap tahun. Sudah barang tentu kita semua bersama seluruh kaum muslimin senantiasa menyambut dan merayakannya dengan rasa penuh kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan dan kesuka citaan. Namun yang perlu menjadi pertanyaan adalah 'Apakah kita sudah mengetahui atau memahami makna di balik hari kemenangan tersebut?
Sebagaimana, berdasarkan fakta dan realita kebiasaan masyarakat kita, selama ini telah terbangun opini publik yang rasanya sangat sulit untuk diubah, yakni bahwa hari idul fitri itu sama dengan hari mudik atau hanya rutinitas sekali dalam setahun. Berikut adalah lima hikmah yang terkandung di hari kemenangan idul fitri:
1. Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
Dalam menyambut idul fitri disunnahkan bagi kita untuk banyak mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasi iman dan tauhid. Karena, Itu berarti bahwa identitas iman dan tauhid harus selalu kita perbaharui dan kita tunjukkan.
“… dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu (lebih) bersyukur,” QS. Al-Baqarah: 185.
2. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran
Ya, semua kita bergembira dan bersuka saat menyambut Idul Fitri seperti sekarang ini. Dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan kita bergembira, berbahagia dan bersuka cita pada hari ini. Karena makna dari kata ‘ied itu sendiri adalah hari raya, hari perayaan, hari yang dirayakan.
”Barangsiapa bersenang hati dengan amal kebaikannya, dan bersedih hati dengan keburukan yang diperbuatnya, maka berarti dia orang beriman,” HSR Ath-Thabrani.
3. Hikmah Kefitrahan
Biasa juga dikatakan bahwa, dengan hadirnya Idul fitri berarti kita kaum muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Itu memang benar, karena jika benar-benar dioptimalkan, maka Ramadhan dengan segala amaliah istimewanya adalah salah satu momentum terbaik bagi peleburan dosa dan penghapusan noda yang mengotori hati dan jiwa kita serta membebani diri kita selama ini. Seperti sabda Rasulullah Saw. Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” HR. Muttafaq ‘alaih.
4. Hikmah Kebersamaan dan Persatuan
Selama Ramadhan, suasana dan nuansa kebersamaan serta persatuan umat begitu kental, begitu terasa dan begitu indah. Disinilah umat islam akan bersatu merayakan hari kemenangan. Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Berpuasa itu adalah pada hari dimana kalian semua berpuasa (secara bersama-sama), dan beriedul fitri itu adalah pada hari dimana kalian semua beeiedul fitri (secara bersama-sama), demikian juga dengan Iedul Adlha, yaitu pada hari dimana kalian semuanya beriedul adha (secara bersama-sama),” HR Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah.
5. Hikmah Kepedulian
Dimana semangat berbagi dan spirit memberi melaui sunnah berinfak dan bersedekah serta kewajiban berzakat, begitu indah menghiasi hari-hari penuh peduli sepanjang bulan Ramadan. Umat islam saling berbondong-bondong untuk membantu sesama. Dan itu semua tidak lain dalam rangka meniru dan mencontoh keteladanan terbaik dari Baginda Rasul tercinta shallallahu ‘alaihi wasallam.
"Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan, lebih-lebih pada bulan Ramadlan ketika malaikat Jibril ‘alaihis salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadlan, untuk bertadarus Al Qur’an dengan beliau. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih ermawan dengan kebajikan daripada angin yang bertiup," HR. Muttafaq ‘alaih.