Beberapa waktu belakangan ini, muncul tulisan mengenai keluhan warga soal penanganan di Wisma Atlet di media masa maupun di media sosial.
Padahal, Sesuai kebijakan dan aturan yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam penanganan Covid-19, seluruh Warga Negara Indonesia yang baru tiba dari luar negeri harus menjalani masa karantina.
Salah satu tempat yang ditunjuk untuk karantina tersebut adalah di Wisma Atlet.
Salah satu tulisan tersebut, berasal dari seorang kandidat doktor yang terpaksa pulang ke Indonesia di tengah pandemi bersama istri dan dua anak karena visa dan beasiswa-nya yang hampir habis di Universitas Twente, Belanda, bernama Kunaifi.
Dia mengatakan, kondisi saat masuk ke Gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020 bahwa social distancing tidak terlaksana sama sekali, adanya antrean untuk mengambil makan karena porsi makan sedikit, antrean di lift, dan kurangnya kejelasan mengenai penerapan aturan atau protokol kesehatan.
Menaggapi itu, Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI M. Saleh, mengatakan informasi bahwa Kunaifi beserta keluarganya masuk dalam rombongan gelombang pertama ke Tower 9 Wisma Atlet Pademangan, yang kondisinya baru awal dibuka.
“Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet”, jelas M. Saleh melalui keterangan tertulis, Selasa 19 Mei 2020.
Lebih lanjut, dia mengatakan saat kondisi awal Tower 9 Wisma Atlet baru dibuka, memang kesiapannya belum maksimal dimana gedung dan fasilitasnya belum siap 100%, petugas dari TNI, dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas.
Lalu, tower 9 baru disiapkan 2 hari sebelumnya, yaitu tanggal 14 Mei 2020 atas hasil keputusan Presiden pada Ratas Repatriasi WNI.
“Namun pada saat itu jumlah WNI repatriasi yang masuk jumlahnya sangat banyak, bahkan pada satu hari itu saja yang masuk mencapai lebih dari 1.000 orang”, tambahnya.
Sekedar informasi, Tower 9 Wisma Atlet ini memang menjadi salah satu tempat yang disiapkan Pemerintah untuk menampung para WNI repatriasi yang baru kembali dari luar negeri baik dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa yang terus berdatangan.
Bahkan, belum sampai seminggu dioperasionalkan, saat ini setidaknya terdapat sebanyak 2.158 warga yang sudah masuk dan sedang menjalani karantina di Tower 9 Wisma Atlet.
“Kondisi sekarang sudah jauh berbeda. Sejak diterima saat pendaftaran, saat pemeriksaan, menjalani masa karantina sampai sembuh dan dinyatakan bisa meninggalkan Wisma Atlet, sudah dapat berjalan dengan baik”, ungkapnya.
Meskipun begitu, Wapangkogasgab RSD Wisma Atlet, Brigjen TNI M. Saleh mengakui tetap mengapresiasi dan berterima kasih berbagai tulisan terkait keadaan Wisma Atlet.
“Alhamdulillah, untuk kondisi sekarang sudah banyak perbaikan. Namun tetap kami berterimakasih atas masukan seperti ini yang yang sangat bermanfaat bagi kami, untuk bisa terus menyempurnakan apa yang telah sama-sama kita lakukan”. ujarnya.
Terakhir, Brigjen TNI M. Saleh juga meminta kerja sama dari para WNI repatriasi yang baru masuk ke dalam Tower 9 Wisma Atlet agar dengan penuh kesadaran mematuhi aturan protokol kesehatan walaupun tanpa diperintah.
"Saya menghimbau walaupun tanpa ada tulisan atau pengawasan petugas, siapapun sadar untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menjaga kebersihan”, tutupnya.