Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur diajukan sebagai salah satu alternatif solusi pengganti Ibu Kota Indonesia, Jakarta.Dengan letak yang strategis, wilayah yang luas dan akses transportasi yang memadai, Bukit Soeharto dinilai mampu memenuhi kriteria sebagai sebuah ibu kota.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dijadikan sebagai kawasan hutan lindung untuk menjaga kelestarian, menjamin pemanfaatan potensi kawasan, memelihara tumbuhan dan satwa alami, penyeimbang iklim, serta sebagai kawasan resapan air. Namun, di luar kegunaannya dalam menjaga kelestarian flora dan fauna Indonesia di Kalimantan, nyatanya Bukit Soeharto juga kerap dipenuhi cerita horor dan mistis.
Seperti yang diceritakan oleh salah satu laki-laki yag memiliki cerita mistis dan menyeramkan. di sekitar Bukit Soeharto. Pria itu enggan menyebutkan nama aslinya, namun hanya meminta dipanggil 'Brii'.
Awal cerita, ia mendapat tugas dinas dari Jakarta ke Samarinda. Karena tidak mendapat jadwal penerbangan yang diinginkan dari Jakarta ke Samarinda, Brii memutuskan untuk berangkat menggunakan pesawat ke Balikpapan dan melanjutkan perjalanannya melalui jalur darat.
Perjalanan darat memakan waktu sekitar tiga jam dari Balikpapan dan melewati Bukit Soeharto. Walaupun memiliki pemandangan yang meneduhkan, ujar Brii, di Kawasan Bukit Soeharto ia merasakan suasana yang tidak enak. Perasaannya kalut, seakan tempat ini menyimpan banyak kisah seram dan cerita di masa lalu. Brii dikenal paling sensitif di antara teman-temannya.
"Iya, ketika masuk ke wilayah Bukit Soeharto itu suasananya sudah enggak enak, auranya campur-campur, antara sedih, marah, duka, kelam," katanya pada Rabu, 8 Mei 2020.
"Kalau diikutin, enggak ada perasaan kayak gitu," akuannya.
Dan ketika ia sampai ke Samarinda, ternyata perasaan yang ia rasakan menjadi kenyataan. Saat Brii sampai ke kamar hotel yang fasilitas twin bed dan jendela menghadap pelabuhan, ia merasa tidak nyaman. Lalu, saat ia sedang berada di kamar mandi, ia mendengar suara pria samar-samar meminta tolong.
"Tolong, antar kami pulang...," begitulah kira-kira ucapan pria tersebut.
Pada pukul 00.00 WITA, Brii sudah terlelap, sampai ia bermimpi didatangi dua orang pria dengan pakaian bercucuran darah. Satu diantaranya berpostur tinggi besar dengan leher hampir putus dan pria yang satunya berdiri tanpa kepala mengenakan celana panjang berwarna hitam dan baju kaos berwarna abu-abu.
"Tolong, antar kami pulang...," kata mereka pada Brii yang sontak membuat Brii terbangun karena ketakutan.
Di tengah kekalutan, Brii menghubungi seorang temannya. Temannya tersebut kemudian menyarankan agar Brii membantu 'mereka' pulang ke tempat yang 'mereka' inginkan.
Singkat cerita, setelah pekerjaannya selesai, Brii memutuskan untuk pulang secepatnya dari Samarinda. Ia memesan bus travel untuk mengantarkannya ke Balikpapan, karena pesawatnya nanti akan berangkat dari sana. Brii beruntung, ia masih mendapatkan bus terakhir di hari itu yang akan berangkat pukul 22.00 WITA.
Tanpa mengindahkan saran sang teman untuk mengantar makhluk astral itu untuk pulang, Brii bersama seorang penumpang pria lain yang berusia 30-an memasuki mobil dan membelah jalan. Baru setengah jam perjalanan, tiba-tiba mobil berhenti, penumpang yang bersama Brii tiba-tiba meminta turun.
Pria 30-an tahun tersebut kemudian berbisik pada Brii untuk tidak menoleh ke belakang. Karena ia pun takut, ia tak berani untuk melihat ke belakang. Ketika mobil itu sampai di Bukit Soeharto, tiba-tiba Brii mendengar suara nafas yang berhembus.
Ia berusaha tidak menggubris sampai pada akhirnya ia mendengar suara batuk dan sekejap tanpa sadar menoleh ke belakang. Saat itulah ia menyadari bahwa di bangku belakang ada dua orang pria astral yang ada dalam mimpinya mengikuti mereka sepanjang perjalanan.
Badan Brii langsung lemas, ia panik, ketakutan, tanpa sadar ia meremas pundak pak supir yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sambil mulutnya berkomat-kamit membaca doa.
"Takut. Penampilannya sangat menyeramkan soalnya. Saya baru sadar diikuti ketika mau balik ke Balikpapan. Pak supir, awalnya kelihatan biasa aja, ketika mulai ngebut itulah baru terlihat panik dan ketakutan," cerita pria yang pernah menjadi anggota dalam sebuah acara televisi swasta tentang paranormal itu.
Karena ketakutan, supir travel kemudian menepikan mobil. Brii dan sang supir lalu langsung ke luar dari mobil. Mereka menepi ketakutan. Waktu kira-kira menunjukkan pukul 00.00 WITA. Jalanan sangat sepi, sesekali ada mobil melaju kencang.
Di tengah-tengah beristirahat, sang supir mengaku bahwa telah lebih dulu melihat kedua makhluk astral itu. Sekitar 15 menit setelah mereka keluar mobil, pintu mobil tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Lalu keluarlah dua orang pria astral itu, turun dari mobil, menyeberangi jalan raya, masuk ke hutan, dan hilang di antara pepohonan di Bukit Soeharto.
Setelah merasa tenang, lalu Brii dan sang supir melanjutkan perjalanan hingga ke Balikpapan. Supir yang mengendarai travel Brii sudah 20 tahun melayani perjalanan Samarinda-Balikpapan, sehingga ia mengetahui setiap kejadian yang terjadi di sekitarnya.
Menurut cerita sang supir, pada tahun 2012, ada sebuah pembunuhan yang terjadi di Bukit Soeharto. Ada mobil yang dirampok, lalu supir dan penumpangnya dibunuh. Salah satu diantaranya dipenggal hingga putus. Sebelum meninggal, korban tinggal di hotel yang juga ditempati oleh Brii di Samarinda.
"Nah, menurut penerawangan aku, sebelumnya mereka masih ada urusan yang belum selesai di Samarinda, aku enggak tahu urusannya apa. Sepertinya urusan mereka sudah selesai, terus mereka berniat untuk balik ke tempat pembunuhan, mungkin untuk menyelesaikan urusan berikutnya, " jelas Brii.