5 Kisah Misteri Jam Gadang Bukittinggi, yang Bikin Merinding

5 Kisah Misteri Jam Gadang Bukittinggi, yang Bikin Merinding

Ahmad
2020-05-17 12:43:08
5 Kisah Misteri Jam Gadang Bukittinggi, yang Bikin Merinding
Foto: Istimewa

Salah satu landmark yang menjadi kebanggaan Indonesia juga ada yang berasal dari wilayah Bukittinggi, Sumatera Barat. Landmark tersebut adalah Jam Gadang. Kata “gadang” sendiri berasal dari bahasa Minangkabau yang bermakna “besar”. 

Oleh karena itu, tidak heran kenapa bentuk dari jam yang satu ini tinggi dan besar.

Jam Gadang memiliki tinggi kurang lebih 26 meter dengan luas 13 meter x 14 meter. Ikon dari Kota Bukittingi ini pertama kali dibangun pada tahun 1926. Saat ini, Jam Gadang turut difungsikan sebagai tempat wisata layaknya Monas yang ada di Jakarta.

Usianya yang cukup tua membuat Jam Gadang memiliki berbagai cerita, terutama misteri yang menyelimutinya.

1.Lorong bawah tanah tersembunyi

Tidak banyak yang tahu kalau sebenarnya Jam Gadang memiliki lorong bawah tanah. Lorong tersebut dibangun oleh para pekerja paksa alias romusha pada masa pendudukan Jepang sehingga disebut sebagai Lobang Jepang. Jika ditelusuri lebih dalam, lorong bawah tanah ini menuju ke Ngarai Sianok.

Ngarai Sianok adalah ngarai yang cukup terkenal dan berada di perbatasan Kota Bukittinggi dan Benteng Fort De Kock. Besar kemungkinan di lorong ini juga memiliki banyak jalur yang dulunya dijadikan sebagai tempat persembunyian.

Hal mengerikan yang akan kamu lalui ketika melewati jalur Lubang Jepang ini adalah banyaknya tengkorak yang berserakan. Tengkorak-tengkorak tersebut diduga merupakan korban dari para pekerja ketika dipaksa untuk membangun menara ini.

2.Pertama kali dibangun dengan hanya menggunakan material kapur, putih telur, dan pasir putih

Jam Gadang dibangun pertama kali oleh dua orang arsitek bernama Sutan Gigih Ameh dan Yazin. Jam ini sendiri merupakan hadiah yang diberikan oleh Ratu Belanda kepada sekretaris Kota Bukittinggi yang bernama Rock Maker.

Hal yang mengejutkan adalah material yang digunakan untuk membangun menara ini. Pasalnya, Jam Gadang ini dibangun tanpa penyangga dan semen, melainkan hanya dengan menggunakan putih telur sebagai perekat yang kemudian dicampur dengan kapur dan pasir putih. Barulah setelah mengalami beberapa renovasi, semen digunakan untuk memperkokoh bangunan ini.

3.Misteri angka 4

Angka 4 pada jam tersebut tidak ditulis dengan huruf romawi, tidak seperti angka yang lain. Rumor yang beredar mengatakan kalau angka tersebut merupakan simbol dari empat orang yang menjadi tumbal atas pembangunan Jam Gadang.

Namun, berdasarkan pendapat dari seorang pandai besi, angka 4 ditulis dengan “IIII” adalah untuk menghemat bahan bila dibandingkan dengan penulisan angka romawi (IV) pada umumnya.

4.Ornamen yang sudah tiga kali berubah

Ternyata ornamen pada menara ini sudah tiga kali berubah, lho. Setelah bentuk ayam jantan, ornamen kemudian diubah menjadi bentuk pagoda seperti pada masa pendudukan Belanda.

Setelah masa kemerdekaan, ornamen tersebut diubah lagi menjadi bentuk atap khas Minangkabau. Belum tahu juga alasan kenapa ornamen pada Jam Gadang tersebut diubah.

5.Mesin jam yang hanya ada dua di dunia

Mesin dari jam yang memang mirip dan hanya ada dua di dunia, yakni di Indonesia dan Inggris.


Share :