Cerita Legenda Terciptanya Danau Lau Kawar yang Berada di Kaki Gunung Sinabung

Cerita Legenda Terciptanya Danau Lau Kawar yang Berada di Kaki Gunung Sinabung

Alpandi Pinem
2020-05-17 10:44:57
Cerita Legenda Terciptanya Danau Lau Kawar yang Berada di Kaki Gunung Sinabung
Danau Lau Kawar (Istimewa)


Danau Kawar  atau masyarakat di Kabupaten Karo sering menyebut dengan julukan Lau Kawar merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Karo dengan luas lebih kurang 100 hektar yang berada tepat di kaki Gunung Sinabung.

Jaraknya dari kota Medan lebih kurang 85 Km. Dulu objek wisata ini setiap hari Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan manca negara, tapi 10 tahun terakhir ini kelihatannya sudah kurang terawat dan jarang dikunjungi oleh para wisatawan seiring dengan terjadinya erupsi Gunung Sinabung yang berkepanjangan.

Berdasarkan cerita legenda turun-temurun yang disampaikan oleh para tetua masyarakat Karo mengatakan bahwa Danau Lau Kawar ini berasal dari lokasi sebuah perkampungan yang namanya Kawar.

Penduduk Kawar yang pada umumnya bekerja sebagai petani sebagaimana dengan warga lainnya di Tanah Karo. Hasil pertanian masyarakat Kawar pun selalu berlimpah ruah karena tanahnya yang sangat subur.

Para petani tidak ada memakai pupuk atau obat-obatan seperti sekarang. Singkat cerita, tibalah musim panen padi. Seluruh warga gembira melihat hasilnya menguning bernas. Demikian juga tentunya Penghulu Desa Kawar memiliki kebahagiaan tersendiri mengingat ladangnya cukup luas. Apa yang diharapkan penghulu desa selama ini ternyata telah dikabulkan Tuhan pada tahun itu.

Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan maka Penghulu Desa Kawar menyelenggarakan pesta Gendang Guro-guro aron di ladang tersebut selama empat hari-empat malam. Seluruh warga di undang berpesta pora yang luar biasa meriahnya.

Dapat dimaklumi, karena yang mengundang adalah penghulu desa maka tidak ada seorangpun yang berani menolak kecuali seorang wanita karena telah lanjut usia dan dia sendiri adalah ibu kandung Penghulu Desa Kawar yang menyelenggarakan pesta yang meriah selama empat hari empat malam suntuk itu.

Wanita tersebut tinggal sendirian di rumah, seluruh anak dan cucunya pergi. Bertalu-talu sayup-sayup suara gendang sesekali terdengar dari tempat wanita itu terbaring. Sekitar pukul satu siang acara menari di berhentikan karena tiba waktu makan siang. Penghulu dan warga desa seluruhnya makan dengan lauk pauk yang cukup mewah dan berkelimpahan. Lembu dan kambing serta babi dan ayam khusus dipotong. Semua kenyang puas dan gembira meski pesta masih berlangsung di hari pertama. Setelah istirahat sebentar, acara menari dan menyanyi dilanjutkan kembali dengan dipandu anak beru penghulu desa.

Anehnya saat manari menjelang sore penghulu desa memanggil anak yang masih kecil dan lugu, rupanya dia teringat ibunya yang tertinggal sendirian di rumah belum ada yang mengantar nasi untuk makan siang. Nasi dengan lauk pauk yang cukup dipersiapkan. Anak penghulu yang masih lugu dan kecil tadi disuruh mengantarkannya ke rumah neneknya.

Namun nasib malang lagi menimpa si nenek, sudah tidak diingat mengantar nasi tepat pada waktunya, malah nasi yang diantar tersebut dimakan oleh sang cucu di tengah jalan. Awalnya sang cucu penasaran dengan isi bungkusan nasi tersebut. Ternyata di dalam bungkusan terdapat nasi dan lauk berupa daging lembu, kamping, ayam dan babi. Sang cucu pun tidak dapat menahan selera melihat lauk tersebut dan dia pun memakannya hingga habis.

Setelah memakan lauk hingga ludes, sang cucu pun memasukkan kembali tulang belulang lauk tersebut kedalam bungkusan dan kembali merapikannya dan melanjutkan perjalanan mengantarkannya kepada sang nenek.

Sekalipun nasi untuk makan siang menjelang sore baru tiba, ternyata sang nenek masih mampu tersenyum melihat sang cucu datang membawa bungkusan. Begitu bungkusan di terima,si cucupun terus kembali menuju ladang.

Wanita tua inipun dengan susah payah bangun dari pembaringan agar segera makan. Begitu bungkusan di buka si nenekpun begitu terkejut karena yang ada didalam hanya tulang belulang. Lama si nenek tercengang menatap bungkusan itu, tak sadar air matanyapun jatuh membasahi pipinya yang sudah keriput. Malang memang nasib si nenek.

Anak seorang penghulu yang disegani namun dirinya sampai melupakan ibunya yang sejak kecil mangasuh, membesarkan dan membimbing. Hati nurani nenekpun memberontak tak terbendung lagi. Dia menangis terisak, bersumpah sembari memeras air susunya

"Aku yang melahirkan dan membesarkan engkau , engkau telah mendapat kedudukan terhormat ternyata engkau tidak dapat menghormati orangtua sendiri, air mata ini menjadi saksi anakku, untuk itu aku bersumpah tiada henti, tiada putus. Engkau pasti ditimpa petaka,” ujar yang nenek.

Tak lama kemudian sumpah nenek yang malang itupun terkabul, embun gelap mulai menutup langit seakan hari mulai malam. Kilat dan guntur bergemuruh sambung menyambung. Seluruh warga yang berpesta meriah mulai panik, terlebih-labih hujan mulai turun dengan derasnya.

Pestapun mulai bubar seketika ,seluruh penduduk lari mencari tempat berteduh. Hujan tiada mau peduli, selama tujuh hari-tujuh malam hujan deras tiada hentinya, air bah pun terjadi. Desa kawar yang persis terletak di kaki Gunung Sinabung itupun tenggelam. Seluruh harta benda tidak ada yang terselamatkan. Desa Kawar telah berubah wujud menjadi sebuah danau, yang sekarang disebut dengan Danau Lau Kawar.

Dari legenda diatas bisa dipetik suatu kesimpulan bahwa:

1. Bila kehidupan telah tercukupi maka yang pertama yang harus dilakukan adalah bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Hendaknya janganlah berkelimpahan yang telah dimiliki menjadi lupa terhadap orang tua, sebagai wujud dan syukur kepada Tuhan harus dibuktikan pertama kepada orang tua, yaitu dengan memberikan yang terbaik kepada orang tua.

3. Jika menerima amanah dari seseorang untuk disampaikan kepada orang lain janganlah sesekali mengutak-atiknya. Bertanggung jawablah atas kepercayaan yang telah diberikan. Sampaikanlah amanah itu kepada orang yang berhak menerimanya.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30