Berkas Kesehatan Tak Lengkap, Ratusan Penumpang Menumpuk di Pelabuhan Bakauheni

Berkas Kesehatan Tak Lengkap, Ratusan Penumpang Menumpuk di Pelabuhan Bakauheni

Dedi Sutiadi
2020-05-16 09:36:57
Berkas Kesehatan Tak Lengkap, Ratusan Penumpang Menumpuk di Pelabuhan Bakauheni
Ilustrasi pemudik. (Foto: Istimewa)

Ratusan penumpang menumpuk di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Ratusan calon penumpang tersebut tertahan di pelabuhan dan terpaksa haru menginap beberpa hari di pelabuhan. Hal tersebut disebabkan para calon penumpang tidak memiliki berkas kesehatan yang lengkap sebagai syarat yang telah ditetapkan. 

Salah satu berkas yang harus dimiliki adalah dokumen yang menyatakan mereka nonreaktif rapid test virus corona baru atau Covid-19. Dokumen tersebut menjadi salah satu berkas yang harus dilengkapi untuk bisa menaiki kapal. Diketahui para penumpang hanya memiliki surat keterangan dari kelurahan dan surat keterangan sehat dari Puskesmas.

Para penumpang yang tidak memiliki berkas lengkap pun akhirnya menumpuk di beberapa tempat, seperti selasar, area loket, dan area luar Pelabuhan Bakauheni sejak dua hari lalu. Meraka harus terlebih dahulu melakukan rapid test dan dinyatakan nonreaktif virus corona jika ingin menyeberang.

Ibnu Jamil merupakan salah satu penumpang yang tertahan di Pelabuhan Bakauheni. Pria yang bekerja sebagai pekerja proyek itu hendak pulang ke Brebes, Jawa Tengah, karena kontrak kerjanya habis.

Pria yang mudik dari Lampung Tengah ini menyebut, petugas pelabuhan meminta surat pernyataan hasil nonreaktif rapid test virus corona. Sebelum berangkat ke Pelabuhan Bakauheni, Ibnu dan 40 rekannya telah meminta surat keterangan sehat dari puskesmas.

“Saya sudah ada surat sehat dari puskesmas. Tapi, harus di- rapid test di sini,” kata Ibnu saat dihubungi, Sabtu 16 Mei 2020 dini hari. 

Menurutnya untuk bisa mendapatkan surat keterangan nonreaktif rapid test virus corona dirinya harus membayar uang sebesar Rp 250.000 sampai Rp 300.000 untuk menjalani rapid test. Namun dirinya mengeluh karena panjangnya antrean dan memaksanya harus menetap dalam beberapa hari di pelabuhan. 

“Kalau kelamaan di sini, bingung kami, harus keluar biaya lagi,” kata Ibnu.

Hal senada juga disampaikan Samiaji, pekerja proyek di Pekanbaru yang kontraknya baru selesai. Samiaji hendak pulang ke Pekalongan, Jawa Tengah.

Samiaji tak bisa menaiki kapal di Pelabuhan Bakauheni karena kurangnya berkas yang diminta petugas. Bersama 17 rekannya, Samiaji telah menginap selama tiga hari di Pelabuhan Bakauheni karena tak memiliki surat keterangan sehat dan dokumen hasil rapid test.

“Baru tahu kalau harus ada dokumen itu. Tadi sudah dibilang, bayar Rp 300.000 buat rapid test dan surat sehat. Tapi antreannya panjang,” kata Samiaji.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30